Jumat, 23 Maret 2012

Akulah Jalan Kebenaran dan Hidup!

Pernahkah saudara mendengar dan melihat kalimat diatas ? Sebagai representatif dari penginjil kristen yang menggebu-gebu ? sebagai dasar opini bahwa yesus adalah jalan kebenaran dan hidup ? sehingga siapa yang tidak percaya kepada yesus akan di jebloskan ke neraka ? Tak mungkin dipungkiri bahwa ayat favorit dari evangelis adalah yang senada dengan judul diatas.
Saya akan mengutip penuh ayat yang dimaksud dan sering di gembar gemborkan oleh evangelis, yakni Yohanes pasal 14 ayat 6 :

Kata Yesus kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. 

Bagaimana ? Menarik bukan ? Seorang Nabi yang suci berkata bahwa tidak seorangpun yang datang kepada Bapa jika tidak melalui Nabi tersebut, ini adalah suatu pernyataan yang gamblang, bahwa sesungguhnya jika ingin datang kepada Bapa harus melalui Yesus, apakah dengan duduk bersama disamping yesus kita telah datang kepada Bapa ? Jikalau demikian orang-orang yang tidak menjumpai yesus didunia ini tidak akan datang kepada bapa. Lantas bagaimana ?
Jelas yang dimaksud adalah datang dengan mematuhi perintah Bapa melalui yesus, ajaran yesus lah yang harus diikuti, namun kita tidak akan membahas lebih jauh tentang ajaran yesus dalam treahd ini. Kita akan fokus kepada perkataan yesus ditujukan untuk siapa ? Untuk seluruh dunia atau domba sesat dari Israe ? Mari kita uji.

Pertama, sebelum yesus mengatakan bahwa beliau adalah jalan kebenaran dan hidup, yesus juga mengatakan :

Yohanes
14:2 Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu.
Yesus berkata bahwa dirumah Bapanya BANYAK TEMPAT TINGGAL, dan Yesus datang kesana untuk menyediakan TEMPAT TINGGAL BAGI mu! Hal yang perlu di jelaskan adalah Bahwa di Rumah Bapa (Di Sorga) banyak tempat tinggal, dalam artian tempat tinggal tersebut tidak dimonopoli oleh yesus sendiri,masih banyak nabi-nabi yang lain yang mempunyai dan menyiapkan tempat tinggal bagi umatnya disorga sana. Sehingga sorga tersebut tidak serta merta menjadi milik yesus sendiri!

Kemudian perhatikan kalimat : “Sebab aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat tinggal bagimu”, bagimu ? bagi siapa ? Jelas sekali diayat yang lain yesus mengatakan bahwa beliau diutus HANYA untuk DOMBA SESAT dari ISRAEL. Berikut ayat yang mendukung argumetasi saya :

Matius
10:5. Kedua belas murid itu diutus oleh Yesus dan Ia berpesan kepada mereka: “Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria,
10:6 melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.
15:24 Jawab Yesus: “Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.”
Bagaimanapun ayat diatas tidak mungkin dibatalkan, jika tidak mungkin dibatalkan maka pernyataan YESUS diatas adalah benar, bahwa yesus menyediakan tempat disorga HANYA UNTUK BANI ISRAEL.

Bukti lainnya adalah dengan PINTU SORGA yang berjumlah DUA BELAS, sejumlah SUKU ISRAEL Yang dibimbing oleh YESUS :

Wahyu 21:12-13
Dan temboknya besar lagi tinggi dan pintu gerbangnya dua belas buah; dan di atas pintu-pintu gerbang itu ada dua be-las malaikat dan di atasnya tertulis nama kedua belas suku Israel, Di sebelah timur terdapat tiga pintu gerbang dan di sebelah utara tiga pintu gerbang dan di sebelah selatan tiga pintu gerbang dan di sebelah barat tiga pintu gerbang.

Keduabelas Suku yang dimaksud pada wahyu diatas adalah sebagai berikut :
Matius
10:2 Inilah nama kedua belas rasul itu: Pertama Simon yang disebut Petrus dan Andreas saudaranya, dan Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes saudaranya,
10:3 Filipus dan Bartolomeus, Tomas dan Matius pemungut cukai, Yakobus anak Alfeus, dan Tadeus,
10:4 Simon orang Zelot dan Yudas Iskariot yang mengkhianati Dia.
Wahyu 7:5-8
Dari suku Yehuda dua belas ribu yang dimeteraikan,
dari suku Ruben dua belas ribu,
dari suku Gad dua belas ribu,
dari suku Asyer dua belas ribu,
dari suku Naftali dua belas ribu,
dari suku Manasye dua belas ribu,
dari suku Simeon dua belas ribu,
dari suku Lewi dua belas ribu,
dari suku Isakhar dua belas ribu,
dari suku Zebulon dua belas ribu,
dari suku Yusuf dua belas ribu,
dari suku Benyamin dua belas ribu.

Yesuspun hanya akan menghakimi dua belas suku israel:
19:28 Kata Yesus kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pada waktu penciptaan kembali, apabila Anak Manusia bersemayam di takhta kemuliaan-Nya, kamu, yang telah mengikut Aku, akan duduk juga di atas dua belas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel.
AKULAH JALAN KEBENARAN DAN HIDUP, Jelas Sekali bahwa Jalan itu adalah untuk bangsa Israel!

Mengenal Isa dalam Al-Quran


Sesungguhnya misal (penciptaan) ‘Isa di sisi AllAh, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: “Jadilah” (seorang manusia), maka jadilah dia. (Al-Imran 3 : 59
Verily, the likeness of Iesa (Jesus) before Allah is the likeness of Adam. He created him from dust, then (He) said to him: “Be!” - and he was. (Al-Imran 3 : 59) Dr. M. Taqiud-Din & Dr. M. Khan:
The similitude of Jesus before Allah is as that of Adam; He created him from dust, then said to him: “Be”. And he was. (Al-Imran 3 : 59). Yusuf Ali

RINCIAN KATA
إِنَّ مَثَلَ عِيسَى= Sesungguhnya Masalah Isa (Jesus)
= عِندَ اللّهِ disisi Allah
كَمَثَلِ آدَمَ = Seperti hal-nya Adam
خَلَقَهُ مِن تُرَابٍ= Allah Menciptakannya dari tanah
ثِمَّ قَالَ لَهُ كُن فَيَكُون=Kemudian, lalu berfirman Allah kepada , “jadilah”. Maka jadilah”…

Bila diperhatikan ayat itu menunjuk pada perbincangan Isa, bahwa Isakejdian isa tidak berbeda dengan Adam. Kalau Adam berangkat dari kalimat “KUN” (Jadilah), demikian pula Isa, terjadi karena kalimat “Kun”. Kata “Misal” (seperti, sama halnya), memastikan tentang kedudukan Isa di sisi Allah, sama sama manusia Ciptaan. Bukan “Ada” tanpa “di cipta”, bukan ada dengan sendiri, atau berdiri sendiri. Tetapi derajat penciptaan Isa sederajat Adam, berangkat dari kalimat Allah ” Kun” (Jadilah). Berarti person Isa adalah benda belaka, bukan sosok kehidupan yang terdiri dari unsur unsur tuhan, seperti pendapat diluar Islam.

Kedudukan Adam Disisi Allah:
“Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga ‘Imran melebihi segala umat (di masa mereka masing-masing),” (Al-Imran3:33). Disini Allah menempatkan Adam sebagai manusia yang memiliki “keunggulan” yang melebehi kurun kurun sebelumnya, sebelum manusia diciptakan, kemudian dilanjutkan dengan generasi selanjutnya, sama sama diberi “keunggulan” memimpin kaumnya masing masing. Bahkan menurut Allah Adam menerima beberapa “Kalimat” (firman firman): Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. (Al-Baqarah2:37)….Ini menunjukkan makna “kalimat” adalah ayat ayat yang mengajarkan cara bertaubat. Kalimat itu sendiri dalam bahasa apapun akan disebut sebagai himpunan kata kata bermakna. Kata : كَلِمَاتٍ=jamak “kalimat kalimat” yang bermakna ayat ayat ( tata cara bertobat), tidak bermakna istemewa yang sering kali menjadi diskusi non muslim dengan arti diluar Islam.

Makna kalimat dalam bahasa arab :
PENGERTIAN KALIMAT
Kalimat dalam Bahasa Arab tidak sama pengertiannya dengan kalimat dalam Bahasa Indonesia. Kalimat dalam Bahasa Indonesia adalah kumpulan dua kata atau lebih yang menunjukkan kepada suatu maksud, sedangkan dalam Bahasa Arab yang dimaksud dengan kalimat adalah sebuah kata atau lafazh yang terdiri dari satu huruf  Hijaiyyah atau lebih yang menunjukkan suatu arti tersendiri/mufrad.
لَفْظٌ مُفْرَدٌ يَدُلُّ عَلَى مَعْنًى “Sebuah lafazh mufrad yang menunjukkan sebuah makna” . Itulah makna kalimat dalam bahasa Arab, menunjuk pada lafad Mufrad, artinya setiap kata yang mengandung makna. Contohnya: ل , ذَهَبَ  ,  أَحْمَدُ  ,  السُّوْق (pergi, ahmad, pasar). Ini semua adalah kalimat dalam bahasa Arab.
Proses Kelahiran Isa:

[3:45] (Ingatlah), ketika Malaikat berkata: “Hai maryam, seungguhnya
Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putera yang diciptakan) dengan kalimat
{195} (yang datang) daripada-Nya, namanya Al Masih ‘Isa putera maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah), (ALI ‘IMRAN (KELUARGA ‘IMRAN) ayat 45).

[3:46] dan dia berbicara dengan manusia dalam buaian dan ketika sudah dewasa dan dia adalah termasuk orang-orang yang saleh.”
Seorang teman bertanya, mengapa begitu banyaknya ayat ayat yang berkaitan dengan Isa didalam al-Quran. jAWABKU :”Masalahnya, karena mengahadapi kedustaan akhir zaman yang menyebut Isa sebagai tuhan, sehingga masalah Isa perlu dijelaskan kepada manusia, bahwa Isa adalah seorang hamba yang lahir dari rahim Ibu dengan Kalimat-Nya. Tentang kalimat telah diterangkan terdahulu, namun mungkin perlu pendapat mayoritas Ulama kalimat itu apa:

بِكَلِمَةٍ مِنَ اللهِ ، فَيَقُولُ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ
Menurut tafsir Humaidi makna “Kalimat” adalah firman Allah yang berbunyi “Kun Fayakun”
{ بكلمة منه } : هو المسيح عليه السلام وسمي كلمة لأنه كان بكلمة الله تعالى { كن } .
Tafsir At-Tafasir kata Kalimat ialah “Kun Fayakun”.
وكُوِّن بكلمة منه
Tafsir wajiz, dengan kata “KUN (kalimat)
بكلمة من الله ، وهو قوله كن فكان
Tafsir assamarqindi, Kata “Kalimat” yang di maksud adalah “Kun”. Bahkan ratusan tafsir menyatakatakan kata “Kalimat” adalah “Kun”..
maryam berkata: “Ya Tuhanku, betapa mungkin aku mempunyai anak, padahal aku belum pernah disentuh oleh seorang laki-lakipun.” Allah berfirman (dengan perantaraan Jibril): “Demikianlah Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Apabila Allah berkehendak menetapkan sesuatu, maka Allah hanya cukup berkata kepadanya: “Jadilah”, lalu jadilah dia”. (ALI ‘IMRAN (KELUARGA ‘IMRAN) ayat 47). Proses ” Jadilah”, lalu jadilah dia”. Merupakan firman atau perkataan Allah yang menghendaki lahirnya Isa dengan proses salami. Namun kalau dipahami lebih jauh proses kejadian Isa menurut al-Quran. Terdapat dua pendapat yang berbeda, pertama adalah pendapat yang mengatakan bahwa Isa tidak berbapa, yang kedua Isa berbapa.Baik yang mengakatan Proses Isa tidak berbapak atau tidak berbapa sama sama berpegang pada umumnya Ayat . Teks ayatnya begini:”
قَالَ كَذَلِكِ قَالَ رَبُّكِ هُوَ عَلَيَّ هَيِّنٌ وَلِنَجْعَلَهُ آَيَةً لِلنَّاسِ وَرَحْمَةً مِنَّا وَكَانَ أَمْرًا مَقْضِيًّا
Jibril berkata: “Demikianlah”. Tuhanmu berfirman: “Hal itu adalah mudah bagiKu; dan agar dapat Kami menjadikannya suatu tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami; dan hal itu adalah suatu perkara yang sudah diputuskan” (Maryam 21) .Kata عَلَيَّ هَيِّنٌ yang berarti “Mudah Bagiku”, telah melahirkan dua penafsiran, “mudah” dicarikan seorang suami”dan “mudah “dari tidak ada menjadi diadakan oleh Allah, melalui Proses.
Isa Bukanlah Tuhan Menurut Allah Dan menurut Pengakuan Isa Sendiri Dalam Quran.
Dan (sebagai) Rasul kepada Bani Israil (yang berkata kepada mereka): “Sesungguhnya aku telah datang kepadamu dengan membawa sesuatu tanda (mu’jizat) dari Tuhanmu, yaitu aku membuat untuk kamu dari tanah berbentuk burung; kemudian aku meniupnya, maka ia menjadi seekor burung dengan seizin Allah; dan aku menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahirnya dan orang yang berpenyakit sopak; dan aku menghidupkan orang mati dengan seizin Allah; dan aku kabarkan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu adalah suatu tanda (kebenaran kerasulanku) bagimu, jika kamu sungguh-sungguh beriman. (Al-Imran3:49) Ayat ini menunjukkan bahwa Isa adalah RASUL (utusan), hanya untuk bani Israel, sifatnya tidak universal, tetapi melokal diwilyah bani Israel, Isa bukan tuhan, Isa adalah hamba Allah biasa, hanya ada beberapa kelebihan yang diberikan kepadanya, dan pada hakikatnya semua nabi punya kelebihan;
“Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga ‘Imran melebihi segala umat (di masa mereka masing-masing),” (Al-Imran3:33).
[19:30] Berkata Isa: “Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi, (MARYAM ayat 30).
Peringatan Terhadap Ahlul Kitab (Kaum Nashara):
Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu {383}, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al Masih, ‘Isa putera maryamitu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya {384} yang disampaikan-Nya kepada maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya {385}. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan : “(Tuhan itu) tiga”, berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah menjadi Pemelihara. (AN NISAA’ (WANITA) ayat 171)

[5:72] Sesungguhnya telah
kafirlah orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya Allah ialah Al Masih putera maryam”, padahal Al Masih (sendiri) berkata: “Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu”. Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun. (AL MAA-IDAH (HIDANGAN) ayat 72). Orang yang meyakini Isa menurut Al-Quran adalah orang kafir, orang yang mengingkari keberadaan Isa sebagai manusia. Menempatkan Isa sebagai tuhan adalah kebiasaan yang disebut oleh Allah sebagai maker.
Bantahan Isa sendiri, bahwa Ia bukan tuhan:
Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman: “Hai ‘Isa putera maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia: “Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah ?”. ‘Isa menjawab: “Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). Jika aku pernah mengatakan maka tentulah Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang ghaib-ghaib”. (AL MAA-IDAH (HIDANGAN) ayat 116)… Ini lebih jelas lagi bahwa Isa bukan tuhan, tetapi seorang hamba Tuhan.
Itulah Isa dimata Islam, disejajarkan dengan nabi nabi yang lain, yang memiliki kelebihan dan kekurangan. Dia adalah anak manusia yang lahir dari buian seorang Ibu melalui proses. Yang jelas tidak ada satupun ayat didalam al-Quran yang menempatkan Isa sebagai tuhan. Karena hukum positif menyatakan manusia adalah manusia, tidak ada unsur unsur atau zat zat yang mendekatkan kepada anggapan, bahwa Isa adalah tuhan

APA YANG ALKITAB KATAKAN MENGENAI ALLAH DAN YESUS ?

JIKA  orang membaca Alkitab dari depan sampai belakang tanpa
memiliki  gagasan  sebelumnya  mengenai  Tritunggal,  apakah
mereka  dengan  sendirinya akan sampai pada konsep tersebut?
Sama sekali tidak.
 
Apa yang dengan  sangat  jelas  akan  timbul  dalam  pikiran
seorang  pembaca  yang  netral  ialah  bahwa Allah saja Yang
Mahatinggi, sang Pencipta, terpisah dan berbeda dari pribadi
manapun, dan bahwa Yesus, bahkan dalam keberadaannya sebelum
menjadi manusia, juga terpisah dan  berbeda,  suatu  makhluk
yang diciptakan, lebih rendah daripada Allah.

                                  Allah Itu Satu, Bukan Tiga
------------------------------------------------------------
 
AJARAN  Alkitab  bahwa  Allah  itu  esa  atau  satu  disebut
monoteisme.  Dan  L.  L.  Paine,  profesor  sejarah  gereja,
menyatakan  bahwa  monoteisme  dalam  bentuknya  yang paling
murni tidak mengizinkan adanya Tritunggal: "Perjanjian  Lama
secara  tegas adalah monoteistis. Allah adalah suatu pribadi
tunggal. Gagasan bahwa suatu tritunggal dapat  ditemukan  di
dalamnya... sama sekali tidak berdasar."
 
Apakah ada perubahan dari monoteisme setelah Yesus datang ke
bumi? Paine menjawab: "Mengenai hal ini  tidak  ada  pemisah
antara   Perjanjian   Lama   dan  Perjanjian  Baru.  Tradisi
monoteistis terus dilanjutkan. Yesus adalah seorang  Yahudi,
dilatih  oleh  orang-tua Yahudi dalam kitab-kitab Perjanjian
Lama. Ajarannya sepenuhnya Yahudi: memang suatu injil  baru,
namun  bukan  suatu  teologi baru... Dan ia menerima sebagai
kepercayaannya sendiri ayat agung  dari  monoteisme  Yahudi:
'Dengarlah,  hai  orang Israel, Tuhan Allah kita adalah satu
Allah'"
 
Kata-kata tersebut terdapat dalam Ulangan 6:4. New Jerusalem
Bible  (NJB)  Katolik  berbunyi:  "Dengarlah, Israel: Yahweh
Allah kita adalah esa,  satu-satunya  Yahweh."[1] Dalam tata
bahasa  dari  ayat  itu.  kata  ìesaî tidak mengandung sifat
jamak untuk menyatakan bahwa kata itu  mempunyai  arti  yang
lain, yaitu bukan satu pribadi.
 
Catatan kaki:
[1] Nama Allah dinyatakan "Yahweh" dalam beberapa terjemahan,
"Jehovah" dalam  terjemahan-terjemahan  lain  (dalam  bahasa
Inggris).
 
 
Rasul  Kristen  Paulus  tidak  menunjukkan  adanya perubahan
dalam sifat Allah, bahkan setelah Yesus datang ke  bumi.  Ia
menulis:  "Allah  adalah satu." -Galatia 3: 20, lihat juga 1
Korintus 8:4-6.
 
Ribuan kali dalam seluruh Alkitab, Allah disebutkan  sebagai
satu  Pribadi.  Bila  Ia  berfirman, ini adalah sebagai satu
Pribadi yang tidak terbagi. Alkitab benar-benar sangat jelas
dalam  hal  ini.  Seperti  Allah katakan: "Aku ini [Yehuwa],
itulah namaKu; Aku tidak akan memberikan kemuliaanKu  kepada
yang lain. " (Yesaya 42 :8) "Akulah Yahweh Allahmu... Engkau
tidak boleh memiliki allah-allah lain kecuali  aku."  (Cetak
miring red.)-Keluaran 20: 2, 3, JB.
 
Untuk  apa  semua  penulis  Alkitab yang diilhami Allah akan
berbicara  mengenai  Allah  sebagai  satu  Pribadi  jika  Ia
sebenarnya  adalah tiga Pribadi? Apa gunanya hal itu, selain
dari menyesatkan orang? Tentu, jika Allah terdiri dari  tiga
Pribadi,  la  akan  menyuruh  para penulis Alkitab-Nya untuk
membuat hal itu benar-benar jelas sehingga tidak mungkin ada
keraguan   mengenai   hal   itu.   Sedikitnya  para  penulis
Kitab-Kitab Yunani Kristen yang mempunyai  hubungan  pribadi
dengan  Anak  Allah  sendiri  tentu  akan  berbuat demikian.
Ternyata tidak.
 
Sebaliknya, apa yang dinyatakan  dengan  sangat  jelas  oleh
para  penulis Alkitab ialah bahwa Allah adalah satu Pribadi;
Pribadi yang unik,  tidak  terbagi-bagi  yang  tidak  setara
dengan  siapapun  juga:  "Akulah [Yehuwa] dan tidak ada yang
lain; kecuali Aku tidak ada Allah. " (Yesaya  45:5)  "Engkau
sajalah  yang bernama [Yehuwa], Yang Mahatinggi atas seluruh
bumi."-Mazmur 83 :19.

                                      Bukan Allah yang Jamak
------------------------------------------------------------
 
YESUS menyebut  Allah  "satu-satunya  Allah  yang  benar."
(Yohanes  17:3) Ia tidak pernah menyebut Allah sebagai ilahi
yang terdiri dari  pribadi-pribadi  jamak.  Itulah  sebabnya
dalam  Alkitab tidak ada satu pribadi pun selain Yehuwa yang
disebut Yang Mahakuasa. Jika tidak,  arti  kata  "mahakuasa"
tidak  berlaku  lagi.  Yesus  maupun  roh kudus tidak pernah
disebut demikian, karena hanya Yehuwa  yang  paling  tinggi.
Dalam   Kejadian   17:1   Ia  berkata:  "Akulah  Allah  Yang
Mahakuasa." Dan Keluaran  18:11  berbunyi:  "[Yehuwa]  lebih
besar dari segala allah."
 
Dalam  Kitab-Kitab  Ibrani,  kata 'eloh'ah (allah) mempunyai
dua  bentuk  jamak,  yaitu,  'elo-him'   (allah-allah)   dan
'elo-heh'   (allah-allah   dari).  Bentuk-bentuk  jamak  ini
umumnya memaksudkan Yehuwa,  dan  dalam  hal  itu  kata-kata
tersebut diterjemahkan dalam bentuk tunggal sebagai "Allah."
Apakah  bentuk-bentuk  jamak   tersebut   menyatakan   suatu
Tritunggal?  Tidak. Dalam A Dictionary of the Bible, William
Smith   berkata:   "Gagasan   khayalan   bahwa   ['elo-him']
memaksudkan tritunggal dari pribadi-pribadi dalam Keilahian,
sekarang hampir tidak mempunyai pendukung lagi  di  kalangan
para sarjana. Hal itu adalah apa yang disebut para ahli tata
bahasa bentuk jamak  dari  keagungan,  atau  itu  menyatakan
kepenuhan   dari  kekuatan  ilahi.  Kuasa  keseluruhan  yang
diperlihatkan oleh Allah."
 
The American Journal of Semitic  Languages  and  Literatures
mengatakan  tentang 'elo-him.' "Ini hampir selalu dijelaskan
dengan suatu predikat kata kerja  tunggal,  dan  membutuhkan
atribut  kata sifat tunggal." Untuk menggambarkan ini, gelar
'elo-him' muncul  35  kali  secara  tersendiri  dalam  kisah
penciptaan,  dan  setiap  kali kata kerja yang menggambarkan
apa yang Allah  katakan  dan  lakukan  adalah  dalam  bentuk
tunggal.    (Kejadian    1:1-2:4)    Jadi,   publikasi   itu
menyimpulkan: "['Elo-him'] agaknya harus dijelaskan  sebagai
bentuk   jamak   yang  bersifat  intensif,  yang  menyatakan
kebesaran dan keagungan."
 
'Elo-him'   bukan   berarti   "pribadi-pribadi,"   melainkan
"allah-allah."  Jadi  mereka  yang  berkukuh  bahwa kata ini
menyatakan  suatu   Tritunggal   menjadikan   diri   sendiri
politeis,  penyembah  lebih dari satu Allah. Mengapa? Karena
ini berarti ada tiga allah dalam  Tritunggal.  Namun  hampir
semua   pendukung   Tritunggal   menolak   pandangan   bahwa
Tritunggal terdiri dari tiga allah yang terpisah.
 
Alkitab juga menggunakan kata-kata 'elo-him'  dan  'elo-heh'
bila  menyebutkan  sejumlah  allah-allah berhala yang palsu.
(Keluaran 12:12; 20:23). Namun pada kesempatan lain hal  itu
bisa  memaksudkan  hanya  satu  allah  palsu, seperti ketika
orang-orang  Filistin  menyebutkan  "Dagon,   allah   mereka
['elo-heh']."   (Hakim   16:23,   24)  Baal  disebut  "allah
['elo-him]"  (1  Raja  18:27)  Selain  itu,   ungkapan   ini
digunakan  untuk  manusia. (Mazmur 82:1, 6) Musa diberi tahu
bahwa dia akan menjadi "Allah ['elo-him']"  bagi  Harun  dan
bagi Firaun.-Keluaran 4:16; 7:1.
 
Jelas, menggunakan gelar-gelar 'elo-him' dan 'elo-heh 'untuk
allah-allah palsu,  dan  bahkan  manusia,  tidak  menyatakan
bahwa  masing-masing adalah allah-allah yang jamak; demikian
juga menerapkan 'elo-him' atau 'elo-heh' pada  Yehuwa  tidak
berarti bahwa Ia lebih dari satu Pribadi, terutama bila kita
mempertimbangkan bukti dari  ayat-ayat  lain  dalam  Alkitab
mengenai pokok ini.

                                 Yesus Ciptaan yang Terpisah
------------------------------------------------------------
 
KETIKA  berada  di  atas bumi, Yesus adalah seorang manusia,
meskipun  manusia   yang   sempurna   karena   Allah   telah
memindahkan  daya kehidupan dari Yesus ke dalam rahim Maria.
(Matius 1: 18-25) Namun  itu  bukan  awal  kehidupannya.  Ia
sendiri  menyatakan  bahwa  ia  "telah  turun  dari  sorga."
(Yohanes 3:13) Jadi  wajarlah  bila  ia  belakangan  berkata
kepada para pengikutnya: "Bagaimanakah, jikalau kamu melihat
Anak Manusia [Yesus] naik ke tempat di  mana  Ia  sebelumnya
berada?"-Yohanes 6:62.
 
Jadi.  Yesus  sudah  hidup  di surga sebelum datang ke bumi.
Tetapi apakah sebagai salah  satu  pribadi  dalam  Keilahian
tiga  serangkai  yang  mahakuasa  dan  kekal?  Tidak, karena
Alkitab  dengan  jelas  menerangkan  bahwa  sebelum  menjadi
manusia, Yesus adalah suatu makhluk roh yang diciptakan sama
seperti malaikat-malaikat adalah  makhluk-makhluk  roh  yang
diciptakan  oleh  Allah.  Para  malaikat  maupun Yesus tidak
hidup sebelum mereka diciptakan.
 
Yesus, sebelum hidup sebagai manusia,  adalah  'yang  sulung
dari  segala  yang  diciptakan.'  (Kolose  1:15)  Ia  adalah
"permulaan dari ciptaan  Allah."  (Wahyu  3:14)  "Permulaan"
[bahasa Yunani, ar-khe'] tidak dapat ditafsirkan bahwa Yesus
adalah 'pemula' dari ciptaan Allah. Dalam tulisan-tulisannya
di  Alkitab,  Yohanes  menggunakan berbagai bentuk dari kata
Yunani ar-khe' lebih dari 20 kali, dan ini selalu  mempunyai
arti  umum  "permulaan."  Ya,  Yesus  diciptakan  oleh Allah
sebagai permulaan  dari  ciptaan-ciptaan  Allah  yang  tidak
kelihatan.
 
Perhatikan  betapa  erat  hubungan antara acuan-acuan kepada
asal   usul   Yesus   dengan   pernyataan-pernyataan    yang
diungkapkan   oleh  "hikmat"  kiasan  dalam  buku  Amsal  di
Alkitab: "TUHAN [Yahweh, NJB] telah menciptakan aku  sebagai
permulaan    pekerjaanNya,    sebagai    perbuatanNya   yang
pertama-tama dahulu kala. Sebelum gunung-gunung tertanam dan
lebih  dahulu dari pada bukit-bukit aku telah lahir; sebelum
Ia membuat bumi dengan padang-padangnya  atau  debu  dataran
yang  pertama  ["unsur-unsur  pertama  dari  dunia,"  NJB]."
(Amsal  8:  12,  22,  25,  26)  Meskipun  istilah   "hikmat"
digunakan   untuk   mempersonifikasi   pribadi   yang  Allah
ciptakan, kebanyakan sarjana  setuju  bahwa  ini  sebenarnya
adalah  kata  kiasan untuk Yesus sebagai makhluk roh sebelum
hidup sebagai manusia.
 
Sebagai "hikmat" sebelum menjadi manusia, Yesus  selanjutnya
berkata  bahwa  ia  berada  "di  sampingNya [Allah], seorang
pekerja ahli." (Amsal 8:  30.  JB)  Selaras  dengan  peranan
sebagai  pekerja  ahli  ini,  Kolose  1:16  (BIS) mengatakan
tentang Yesus bahwa "melalui dialah Allah menciptakan segala
sesuatu di surga dan di atas bumi."
 
Jadi   melalui   pekerja   ahli  inilah,  seolah-olah  mitra
kerja-Nya yang lebih muda, Allah Yang Mahakuasa  menciptakan
semua  perkara lain. Alkitab meringkaskan masalahnya sebagai
berikut: "Bagi kita hanya ada satu Allah saja,  yaitu  Bapa,
yang  dari  padaNya berasal segala sesuatu... dan satu Tuhan
saja, yaitu Yesus Kristus, yang melalui dia, segala  sesuatu
telah   dijadikan."  (Cetak  miring  red.)-1  Korintus  8:6,
Revised Standard Version, edisi Katolik; BIS.
 
Tiada sangsi lagi bahwa kepada  pekerja  ahli  inilah  Allah
berkata: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan
rupa Kita." (Kejadian  1:  26)  Ada  yang  mengatakan  bahwa
"Kita"  dalam  pernyataan  ini menunjukkan suatu Tritunggal.
Namun jika anda mengatakan, 'Baiklah  kita  membuat  sesuatu
untuk  diri  kita,'  tidak  seorang  pun  akan  secara wajar
memahami bahwa ini  menyatakan  beberapa  orang  digabungkan
menjadi  satu  di  dalam  diri  anda. Anda hanya memaksudkan
bahwa dua pribadi atau lebih akan  bersama-sama  mengerjakan
sesuatu.  Maka,  demikian  pula,  ketika  Allah  menggunakan
"Kita," Ia hanya menyapa suatu pribadi lain, makhluk roh-Nya
yang pertama, sang pekerja ahli, pramanusia Yesus.

                                     Dapatkah Allah Dicobai?
------------------------------------------------------------
 
DALAM  Matius  4:1, Yesus dikatakan "dicobai Iblis." Setelah
menunjukkan  kepada  Yesus  semua  kerajaan   dunia   dengan
kemegahannya,"  Setan  berkata:  "Semua  itu  akan kuberikan
kepadaMu, jika Engkau sujud menyembah aku." (Matius 4:8,  9)
Setan berupaya untuk membuat Yesus tidak loyal kepada Allah.
 
Tetapi  ujian  keloyalan  macam apakah itu jika Yesus adalah
Allah? Dapatkah Allah memberontak melawan diri-Nya  sendiri?
Tidak,    tetapi   malaikat-malaikat   dan   manusia   dapat
memberontak melawan Allah dan telah berbuat demikian. Cobaan
atas  Yesus hanya masuk akal jika ia, bukan Allah, melainkan
suatu pribadi yang terpisah yang mempunyai kehendak bebasnya
sendiri,   pribadi  yang  bisa  saja  tidak  loyal  jika  ia
memutuskan demikian, seperti halnya malaikat atau manusia.
 
Sebaliknya, kita tidak dapat membayangkan bahwa Allah  dapat
berdosa   dan   tidak   loyal   kepada   diri-Nya   sendiri.
"PekerjaanNya sempurna...  Allah  yang  setia,...  adil  dan
benar  Dia." (Ulangan 32:4) Jadi jika Yesus adalah Allah, ia
tidak mungkin dicobai.-Yakobus 1:13.
 
Karena bukan Allah, Yesus bisa saja tidak  loyal.  Namun  ia
tetap  setia, dengan mengatakan: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada
tertulis:  Engkau  harus  menyembah  Tuhan   [Yehuwa,   NW],
Allahmu,    dan    hanya    kepada    Dia   sajalah   engkau
berbakti!"-Matius 4:10.

                             Berapa Besar Harga Tebusan Itu?
------------------------------------------------------------
 
SALAH satu alasan utama Yesus datang ke bumi juga  mempunyai
hubungan  langsung  dengan  Tritunggal.  Alkitab menyatakan:
"Allah itu esa dan esa  pula  Dia  yang  menjadi  pengantara
antara  Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus, yang
telah menyerahkan diriNya sebagai tebusan [yang sesuai,  NW]
bagi semua manusia."-1 Timotius 2: 5,6.
 
Yesus,  yang  tidak  lebih dan tidak kurang daripada seorang
manusia  sempurna,  menjadi  tebusan   yang   dengan   tepat
mengganti  rugi  apa  yang telah dihilangkan Adam -hak untuk
hidup sebagai manusia sempurna di bumi.  Jadi  Yesus  dengan
tepat  dapat  disebut  "Adam  yang akhir" oleh rasul Paulus,
yang berkata dalam ikatan kalimat yang sama:  "Sama  seperti
semua  orang  mati  dalam  persekutuan dengan Adam, demikian
pula semua orang akan dihidupkan kembali  dalam  persekutuan
dengan  Kristus."  (1 Korintus 15: 22, 45) Kehidupan manusia
yang sempurna dari Yesus adalah "tebusan yang  sesuai"  yang
dituntut  oleh  keadilan  ilahi-tidak  lebih,  tidak kurang.
Suatu prinsip dasar bahkan dari keadilan manusia ialah bahwa
harga  yang  dibayar  harus  sesuai  dengan  kesalahan  yang
dilakukan.
 
Tetapi, jika Yesus adalah bagian dari suatu Keilahian, harga
tebusan  akan  sangat  jauh  lebih  tinggi daripada apa yang
dituntut oleh  Taurat  Allah  sendiri.  (Keluaran  21:23-25;
Imamat  24:19-21) Yang berdosa di Eden hanya seorang manusia
sempurna,  Adam,  bukan  Allah.  Maka  tebusan   itu,   agar
benar-benar  selaras dengan keadilan Allah, harus tepat sama
nilainya-seorang manusia sempurna, "Adam yang akhir."  Maka,
ketika  Allah mengutus Yesus ke bumi sebagai tebusan itu, Ia
menjadikan  Yesus  sebagai  sesuatu   yang   akan   memenuhi
keadilan,   bukan   suatu  inkarnasi,  bukan  manusia-allah,
melainkan   manusia   sempurna,   "lebih   rendah   daripada
malaikat-malaikat." (Ibrani 2:9; bandingkan Mazmur 8: 6, 7.)
Bagaimana mungkin suatu bagian dari Keilahian yang mahakuasa
-Bapa,  Anak,  atau  roh  kudus-dapat  lebih rendah daripada
malaikat-malaikat?

                 Bagaimana "Satu-Satunya yang Diperanakkan"?
------------------------------------------------------------
 
ALKITAB menyebut Yesus  "Anak  Tunggal"  atau  dalam  bahasa
Inggris,   "only-begotten   Son"  ("Anak  satu-satunya  yang
diperanakkan"). (Yohanes 1:14; 3:16, 18; 1 Yohanes 4:9) Para
penganut Tritunggal mengatakan bahwa karena Allah itu kekal,
maka Anak Allah juga kekal. Namun bagaimana  seseorang  bisa
menjadi anak dan pada waktu yang sama umurnya setua ayahnya?
 
Para  penganut  Tritunggal mengatakan bahwa dalam hal Yesus,
"satu-satunya yang diperanakkan" tidak sama dengan  definisi
kamus  untuk  "memperanakkan" yang adalah "memberi kehidupan
sebagai bapa." (Webster's Ninth New  Collegiate  Dictionary)
Mereka  berkata bahwa dalam hal Yesus ini memaksudkan "sifat
dari  hubungan  tanpa  asal  usul,"  semacam  hubungan  anak
tunggal  tetapi  tanpa  ia  diperanakkan. (Vine's Expository
Dictionary of Old  and  New  Testament  Words,  karya  Vine)
Apakah  hal  itu  kedengaran  masuk akal bagi anda? Dapatkah
seorang pria menjadi ayah seorang anak  tanpa  memperanakkan
dia?
 
Selain  itu,  mengapa  Alkitab  menggunakan kata Yunani yang
sama untuk "satu-satunya yang diperanakkan" (seperti  diakui
oleh  Vine  tanpa  penjelasan  apapun)  untuk  menggambarkan
hubungan antara Ishak dengan Abraham? Ibrani 11:17  menyebut
Ishak  sebagai  "anaknya [Abraham] yang tunggal," atau dalam
bahasa Inggris "anak satu-satunya yang diperanakkan."  Tidak
mungkin  ada keraguan bahwa dalam hal Ishak, ia satu-satunya
yang diperanakkan dalam arti yang normal, tidak  sama  dalam
umur atau kedudukkan dengan ayahnya.
 
Kata   dasar   bahasa   Yunani   untuk   "satu-satunya  yang
diperanakkan" yang digunakan untuk  Yesus  dan  Ishak  ialah
monogenes',  dari  mo'nos,  yang berarti "satu-satunya," dan
gi'no-mai, sebuah akar  kata  yang  berarti  "menghasilkan,"
"menjadi  (menjadi  ada),"  kata Exhaustive Concordance oleh
Strong.    Maka,    monogenes'    didefinisikan     sebagai:
"Satu-satunya    yang    dilahirkan,    satu-satunya    yang
diperanakkan,  artinya  satu-satunya  anak."-A   Greek   and
English Lexicon of the New Testament, oleh E. Robinson.
 
Theological   Dictionary   of  the  New  Testament,,  dengan
penyunting Gerhard  Kittel,  berkata:  "[Monogenes]  berarti
'keturunan satu-satunya' yaitu, tanpa saudara laki-laki atau
perempuan." Buku ini juga  menyatakan  bahwa  dalam  Yohanes
1:18;  3:  16,  18; dan 1 Yohanes 4:9, "hubungan Yesus tidak
hanya disamakan dengan hubungan seorang  anak  tunggal  atau
satu-satunya anak dengan ayahnya. Ini memang hubungan antara
anak satu-satunya yang diperanakkan oleh sang Bapa."
 
Jadi, kehidupan Yesus, Anak satu-satunya yang  diperanakkan,
mempunyai  permulaan.  Dan Allah Yang Mahakuasa dengan tepat
dapat disebut Yang Memperanakkan dia,  atau  Bapa-Nya  dalam
arti yang sama seperti seorang ayah jasmani di bumi, seperti
Abraham, memperanakkan seorang anak.  (Ibrani  11:17)  Maka,
bila  Alkitab  menyebut Allah sebagai "Bapa" dari Yesus, ini
memaksudkan tepat seperti yang  dikatakannya  -bahwa  mereka
adalah  dua  pribadi yang terpisah. Allah yang senior. Yesus
yang yunior -dalam hal waktu atau  umur,  kedudukan,  kuasa,
dan pengetahuan.
 
Bila    seseorang   mempertimbangkan   bahwa   Yesus   bukan
satu-satunya makhluk roh,  anak  Allah  yang  diciptakan  di
surga,  halnya  menjadi jelas mengapa istilah "Anak Tunggal"
atau "Anak satu-satunya yang diperanakkan"  digunakan  dalam
hal  Yesus.  Tidak terhitung banyaknya makhluk roh lain yang
diciptakan,  malaikat-malaikat,  juga   disebut   "anak-anak
Allah,"  dalam  arti  yang  sama seperti halnya Adam, karena
daya kehidupan mereka  berasal  dari  Allah  Yehuwa,  Sumber
Kehidupan.  (Ayub  38:7;  Mazmur  36:10;  Lukas  3:38) Namun
mereka semua diciptakan melalui "Anak Tunggal," yang  adalah
pribadi   satu-satunya   yang   langsung  diperanakkan  oleh
Allah.-Kolose 1 :15-17.

                                Apakah Yesus Dianggap Allah?
------------------------------------------------------------
 
MESKIPUN Yesus sering  disebut  Anak  Allah  dalam  Alkitab,
tidak  seorang  pun  pada abad pertama pernah menganggap dia
sebagai Allah Anak. Bahkan hantu-hantu, yang 'percaya  bahwa
hanya  ada satu Allah,' mengetahui dari pengalaman mereka di
alam roh bahwa Yesus bukan Allah. Maka, dengan tepat  mereka
menyapa  Yesus  sebagai "Anak Allah" yang terpisah. (Yakobus
2:19: Matius 8:29) Dan ketika Yesus mati, para prajurit Roma
yang  kafir  itu  yang sedang berjaga cukup mengetahui untuk
dapat mengatakan bahwa apa  yang  mereka  dengar  dari  para
pengikut  Yesus pasti benar, bukan bahwa Yesus adalah Allah,
melainkan bahwa "sungguh, ia ini adalah Anak  Allah."-Matius
27: 54.
 
Maka,  ungkapan  "Anak  Allah" menunjuk kepada Yesus sebagai
makhluk yang terpisah  dan  diciptakan,  bukan  bagian  dari
Tritunggal.  Sebagai  Anak  Allah,  ia  tidak  mungkin Allah
sendiri, karena Yohanes 1:18 berkata: "Tidak seorangpun yang
pernah melihat Allah."
 
Murid-murid  memandang  Yesus  sebagai  'pengantara yang esa
antara Allah dan manusia,' bukan sebagai Allah  sendiri.  (1
Timotius  2:5)  Karena  menurut  definisi seorang pengantara
adalah seorang yang terpisah dari  mereka  yang  membutuhkan
pengantara,   suatu   kontradiksi  jika  Yesus  adalah  satu
kesatuan dengan salah satu pihak yang ia  coba  perdamaikan.
Itu berarti ia pura-pura menjadi pengantara, padahal bukan.
 
Alkitab memang jelas dan konsisten berkenaan hubungan antara
Allah dengan Yesus. Allah Yehuwa  saja  Yang  Mahakuasa.  Ia
secara  langsung  menciptakan  pramanusia Yesus. Jadi, Yesus
mempunyai permulaan dan tidak  pernah  dapat  setara  dengan
Allah dalam kuasa atau kekekalan.
 
------------------------------------------------------------
HARUSKAH ANDA PERCAYA KEPADA TRITUNGGAL?

BAGAIMANA DOKTRIN TRITUNGGAL BERKEMBANG ?

Banyak  orang  berpikir bahwa ini dirumuskan pada
Konsili di Nicea pada tahun 325 M.
 
Tetapi, hal itu tidak sepenuhnya tepat. Konsili Nicea memang
meneguhkan  bahwa  Kristus adalah dari zat yang sama seperti
Allah, dan hal ini menjadi fondasi untuk teologi  Tritunggal
di   kemudian   hari.  Tetapi  konsili  ini  tidak  menyusun
Tritunggal, karena  dalam  konsili  itu  sama  sekali  tidak
disebutkan  mengenai  roh  kudus sebagai pribadi ketiga dari
suatu Keilahian tiga serangkai.

                                 Peranan Konstantin di Nicea
------------------------------------------------------------
 
SELAMA  bertahun-tahun,  ada  banyak  tentangan  atas  dasar
Alkitab  terhadap  gagasan yang makin berkembang bahwa Yesus
adalah Allah. Dalam upaya untuk mengakhiri  pertikaian  itu,
penguasa  Roma  Konstantin  memanggil  semua uskup ke Nicea.
Yang  hadir  kira-kira  300,  sebagian  kecil  dari   jumlah
keseluruhan.
 
Konstantin   bukan   seorang  Kristen.  Menurut  dugaan,  ia
belakangan  ditobatkan,  tetapi  baru  dibaptis  pada  waktu
sedang  terbaring  sekarat. Mengenai dirinya, Henry Chadwick
mengatakan dalam  The  Early  Church:  "Konstantin,  seperti
bapanya,  menyembah  Matahari  Yang  Tidak  Tertaklukkan;...
pertobatannya hendaknya tidak ditafsirkan sebagai pengalaman
kerelaan  yang  datang  dari  batin...  Ini  adalah  masalah
militer. Pengertiannya mengenai doktrin Kristen tidak pernah
jelas   sekali,  tetapi  ia  yakin  bahwa  kemenangan  dalam
pertempuran bergantung pada karunia dari  Allah  orang-orang
Kristen."
 
Peranan  apa  yang dimainkan oleh kaisar yang tidak dibaptis
ini di Konsili Nicea? Encyclopaedia Britannica menceritakan:
"Konstantin  sendiri  menjadi  ketua,  dengan aktif memimpin
pertemuan dan secara pribadi mengusulkan... rumusan  penting
yang  menyatakan  hubungan  Kristus dengan Allah dalam kredo
yang dikeluarkan  oleh  konsili  tersebut,  'dari  satu  zat
dengan  Bapa'...  Karena  sangat segan terhadap kaisar, para
uskup, kecuali dua orang  saja,  menandatangani  kredo  itu,
kebanyakan dari mereka dengan sangat berat hati."
 
Karena  itu,  peran  Konstantin  penting sekali. Setelah dua
bulan debat agama yang sengit, politikus  kafir  ini  campur
tangan  dan  mengambil keputusan demi keuntungan mereka yang
mengatakan bahwa Yesus adalah Allah. Tetapi  mengapa?  Pasti
bukan karena keyakinan apapun dari Alkitab. "Konstantin pada
dasarnya      tidak      mengerti      apa-apa       tentang
pertanyaan-pertanyaan  yang  diajukan dalam teologi Yunani,"
kata A Short History of Christian  Doctrine.  Yang  ia  tahu
adalah   bahwa   perpecahan  agama  merupakan  ancaman  bagi
kekaisarannya, dan ia ingin memperkuat wilayah kekuasaannya.
 
Namun, tidak seorang uskup pun di  Nicea  mengusulkan  suatu
Tritunggal.  Mereka hanya memutuskan sifat dari Yesus tetapi
bukan peranan roh kudus.  Jika  suatu  Tritunggal  merupakan
kebenaran  Alkitab  yang  jelas,  tidakkah mereka seharusnya
mengusulkannya pada waktu itu?

                                    Perkembangan Selanjutnya
------------------------------------------------------------
 
SETELAH Konsili Nicea, perdebatan mengenai pokok  ini  terus
berlangsung  selama puluhan tahun. Mereka yang percaya bahwa
Yesus tidak setara dengan Allah bahkan mendapat  angin  lagi
untuk  beberapa  waktu.  Namun belakangan, Kaisar Theodosius
mengambil keputusan menentang mereka.  Ia  meneguhkan  kredo
dari  Konsili  Nicea  sebagai  standar  untuk  daerahnya dan
mengadakan Konsili Konstantinopel pada tahun  381  M.  untuk
menjelaskan rumus tersebut.
 
Konsili  tersebut  menyetujui  untuk  menaruh roh kudus pada
tingkat yang sama dengan Allah dan  Kristus.  Untuk  pertama
kali,  Tritunggal  Susunan  Kristen  mulai  terbentuk dengan
jelas.
 
Tetapi, bahkan setelah  Konsili  Konstantinopel,  Tritunggal
tidak  menjadi kredo yang diterima secara luas. Banyak orang
menentangnya dan karena itu mengalami penindasan yang kejam.
Baru  pada  abad-abad belakangan Tritunggal dirumuskan dalam
kredo-kredo   yang   tetap.   The   Encyclopedia   Americana
mengatakan:   "Perkembangan  penuh  dari  ajaran  Tritunggal
terjadi di Barat, pada  pengajaran  dari  Abad  Pertengahan,
ketika  suatu  penjelasan  dari  segi filsafat dan psikologi
disetujui."

                                             Kredo Athanasia
------------------------------------------------------------
 
TRITUNGGAL   didefinisikan   lebih   lengkap   dalam   Kredo
Athanasia.  Athanasius adalah seorang pendeta yang mendukung
Konstantin di Nicea. Kredo yang  memakai  namanya  berbunyi:
"Kami  menyembah  satu  Allah  dalam Tritunggal... sang Bapa
adalah Allah, sang Anak adalah Allah, dan Roh  Kudus  adalah
Allah; namun mereka bukan tiga allah, tetapi satu Allah."
 
Tetapi, para sarjana yang mengetahui benar masalahnya setuju
bahwa  Athanasius  tidak  menyusun  kredo   ini.   The   New
Encyclopasdia   Britannica  mengomentari:  "Kredo  itu  baru
dikenal oleh Gereja Timur pada abad ke-12. Sejak abad ke-17,
para sarjana pada umumnya setuju bahwa Kredo Athanasia tidak
ditulis oleh Athanasius (meninggal tahun 373) tetapi mungkin
disusun di Perancis Selatan pada abad ke-5... Pengaruh kredo
itu tampaknya terutama ada di Perancis Selatan  dan  Spanyol
pada  abad ke-6 dan ke-7. Ini digunakan dalam liturgi gereja
di Jerman pada abad ke-9 dan kira-kira  tidak  lama  setelah
itu di Roma."
 
Jadi  dibutuhkan waktu berabad-abad sejak zaman Kristus bagi
Tritunggal untuk dapat diterima secara  luas  dalam  Susunan
Kristen.  Dan  dalam semua hal tersebut, apa yang membimbing
keputusan-keputusannya? Apakah  Firman  Allah,  atau  apakah
pertimbangan  para  pendeta  dan  politik?  Dalam Origin and
Evolution of Religion, E.  W.  Hopkins  menjawab:  "Definisi
ortodoks yang terakhir dari tritunggal sebagian besar adalah
masalah politik gereja."

                                      Kemurtadan Dinubuatkan
------------------------------------------------------------
 
SEJARAH yang tidak baik dari Tritunggal ini cocok dengan apa
yang Yesus dan rasul-rasulnya nubuatkan akan terjadi setelah
zaman mereka. Mereka mengatakan bahwa akan  ada  kemurtadan,
penyelewengan,   penyimpangan   dari  ibadat  sejati  sampai
kembalinya Kristus, yaitu saat ibadat sejati akan dipulihkan
sebelum    hari    manakala    Allah   membinasakan   sistem
perkara-perkara ini tiba.
 
Mengenai "Hari" itu, rasul Paulus mengatakan: "Sebelum  Hari
itu  haruslah  datang  dahulu murtad dan haruslah dinyatakan
dahulu manusia durhaka. " (2 Tesalonika 2: 3, 7) Belakangan,
ia  menubuatkan:  "Sesudah aku pergi, serigala-serigala yang
ganas akan  masuk  ke  tengah-tengah  kamu  dan  tidak  akan
menyayangkan  kawanan  itu.  Bahkan dari antara kamu sendiri
akan muncul beberapa orang, yang dengan ajaran palsu  mereka
berusaha  menarik  murid-murid  dari  jalan  yang  benar dan
supaya mengikut mereka." (Kisah 20:29, 30) Murid-murid Yesus
yang  lain  juga  menulis  mengenai  kemurtadan  ini  dengan
golongan  pendetanya  yang  "durhaka."-Lihat,  misalnya,   2
Petrus 2: 1; 1 Yohanes 4:1-3; Yudas 3, 4.
 
Paulus  juga  menulis:  "Akan  datang  waktunya, orang tidak
dapat  lagi  menerima  ajaran  sehat,  tetapi  mereka   akan
mengumpulkan  guru-guru  menurut kehendaknya untuk memuaskan
keinginan telinganya.  Mereka  akan  memalingkan  telinganya
dari  kebenaran  dan  membukanya  bagi dongeng." -2 Timotius
4:3, 4.
 
Yesus sendiri menjelaskan siapa yang ada di balik kemurtadan
dari  ibadat  sejati.  Ia  mengatakan bahwa ia telah menabur
benih yang baik tetapi musuhnya, Setan, akan menabur  lalang
di  ladang.  Maka  ketika  muncul tunas pertama dari gandum,
muncul juga  lalang.  Jadi,  penyimpangan  dari  Kekristenan
sejati  harus  diharapkan  terjadi sampai tiba musim menuai,
pada waktu Kristus akan membereskan perkara-perkara. (Matius
13:24-43)  The  Encyclopedia Americana mengomentari: "Ajaran
Tritunggal dari abad ke-4 tidak dengan saksama  mencerminkan
ajaran   Kristen   yang   mula-mula  mengenai  sifat  Allah;
sebaliknya, ini adalah penyimpangan dari  ajaran  tersebut."
Maka, dari mana asalnya penyimpangan ini?-1 Timotius 1: 6

                               Apa yang Mempengaruhi Hal Itu
------------------------------------------------------------
 
DI  SELURUH dunia zaman purba, di Babel dulu, jibadat kepada
dewa-dewa kafir yang  dikelompokkan  dalam  tiga  serangkai,
sangat  umum.  Pengaruh  itu juga umum di Mesir, Yunani, dan
Roma pada abad-abad sebelum, selama,  dan  setelah  Kristus.
Dan   setelah   rasul-rasul   meninggal,  kepercayaan  kafir
tersebut menyusup ke dalam Kekristenan.
 
Sejarawan  Will  Durant   mengatakan:   "Kekristenan   tidak
memusnahkan  kekafiran;  ia menerimanya... Dari Mesir datang
gagasan mengenai trinitas ilahi." Dan  dalam  buku  Egyptian
Religion,  Siegfried  Morenz  berkata: "Tritunggal merupakan
hal yang terutama menyita  perhatian  para  teolog  Mesir...
Tiga  allah  digabung  dan diperlakukan seperti satu pribadi
tunggal,  disapa  dalam  bentuk  tunggal.  Dengan  cara  ini
kekuatan  rohani  dari  agama  Mesir memperlihatkan hubungan
yang langsung dengan teologi Kristen."
 
Jadi, di Aleksandria, Mesir, tokoh-tokoh gereja  dari  akhir
abad  ketiga dan permulaan abad keempat, seperti Athanasius,
memperlihatkan pengaruh ini  pada  waktu  mereka  merumuskan
ide-ide  yang  mengarah  kepada  Tritunggal. Pengaruh mereka
sendiri  meluas,   sehingga   Morenz   menganggap   "teologi
Aleksandria  sebagai  penghubung  antara warisan agama Mesir
dan Kekristenan."
 
Dalam kata  pengantar  buku  History  of  Christianity  dari
Edward  Gibbon,  kita  membaca:  "Jika Kekafiran ditaklukkan
oleh Kekristenan, halnya juga benar bahwa Kekristenan  telah
dirongrong   oleh   Kekafiran.  Keilahian  yang  murni  dari
orang-orang Kristen yang mula-mula...  diubah,  oleh  Gereja
Roma,  menjadi  dogma  trinitas yang tidak dapat dimengerti.
Banyak  dari  kepercayaan  kafir,   yang   diciptakan   oleh
orang-orang  Mesir  dan diidealkan oleh Plato, dipertahankan
sebagai sesuatu yang patut dipercayai."
 
A  Dictionary  of  Religious  Knowledge   menyatakan   bahwa
Tritunggal  "adalah  suatu  penyelewengan yang dipinjam dari
agama-agama kafir, dan dicangkokkan ke dalam iman  Kristen."
Dan  The  Paganism  in  Our Christianity berkata: "Asal usul
[Tritunggal] seluruhnya kafir."
 
Itu sebabnya, dalam Encyclopedia  of  Religion  and  Ethics,
James  Hastings  menulis:  "Dalam  agama di India, misalnya,
kita temukan kelompok  tiga  serangkai  Brahma,  Syiwa,  dan
Wisnu; dan dalam agama Mesir kelompok tiga serangkai Osiris,
Isis, dan  Horus...  Bukan  hanya  dalam  agama-agama  dalam
sejarah,   kita   temukan   Allah   dianggap  sebagai  suatu
Tritunggal.  Kita  khususnya   dapat   mengingat   pandangan
Neo-Platonik  mengenai  Realitas  yang  Paling Tinggi," yang
"diwakili secara tiga serangkai." Apa hubungan antara filsuf
Yunani Plato dengan Tritunggal?

                                                  Platonisme
------------------------------------------------------------
 
PLATO,  menurut  perkiraan,  hidup dari tahun 428 sampai 347
sebelum Kristus. Meskipun ia  tidak  mengajarkan  Tritunggal
dalam  bentuknya  yang  sekarang,  filsafatnya membuka jalan
untuk  itu.  Belakangan,  gerakan  filsafat  yang   mencakup
kepercayaan    kepada   kelompok-kelompok   tiga   serangkai
bermunculan, dan semua ini dipengaruhi  oleh  gagasan  Plato
mengenai Allah dan alam.
 
Nouveau Dictionnaire Universel (Kamus Universal Baru) bahasa
Perancis   mengatakan   mengenai   pengaruh   dari    Plato:
"Tritunggal   menurut   Plato,   yang   sebenarnya  hanyalah
penyusunan kembali dari tritunggal-tritunggal yang lebih tua
dan berasal dari orang-orang zaman dulu, tampaknya merupakan
tritunggal yang rasional dan filosofis dari sifat-sifat yang
melahirkan  ketiga  hypostase  (zat) atau pribadi ilahi yang
diajarkan oleh gerejagereja Kristen... Konsep filsuf  Yunani
mengenai  trinitas  ilahi ini... dapat ditemukan dalam semua
agama [kafir] kuno."
 
The New Schaff-Herzog Encyclopedia  of  Religious  Knowledge
memperlihatkan  pengaruh  dari filsafat Yunani ini: "Doktrin
mengenai  Logos  dan  Tritunggal  menerima  bentuknya   dari
Bapa-Bapa   Yunani,   yang...   sangat  dipengaruhi,  secara
langsung atau tidak langsung, oleh filsafat  Plato...  Bahwa
kesalahan dan kerusakan menyusup ke dalam Gereja dari sumber
ini tidak dapat disangkal."
 
The Church of the First Three Centuries mengatakan: "Doktrin
Tritunggal  dibentuk  secara  bertahap  dan  baru belakangan
terhitung;... ia berasal dari sumber yang sama sekali  tidak
dikenal  dalam Kitab-Kitab Suci Yahudi maupun Kristen;... ia
tumbuh,  dan  dicangkokkan  ke  dalam  Kekristenan,  melalui
tangan Bapa-Bapa pengikut Plato."
 
Menjelang  akhir  abad ketiga M., "Kekristenan" dan filsafat
Plato  yang  baru,   berpadu   secara   tidak   terpisahkan.
Sebagaimana  dinyatakan  Adolf Harnack dalam Outlines of the
History of Dogma, doktrin gereja  kemudian  "berakar  dengan
kuat  di  tanah  Hellenisme  [paham  Yunani  kafir].  Dengan
demikian ini menjadi suatu misteri bagi bagian terbesar dari
orang-orang Kristen."
 
Gereja mengaku bahwa doktrin-doktrin barunya didasarkan atas
Alkitab.  Namun  Harnack  mengatakan:  "Dalam  kenyataan  di
kalangannya sendiri [gereja] mengesahkan spekulasi Hellenik,
pandangan dan  kebiasaan  takhyul  dari  ibadat  kafir  yang
bersifat misteri."
 
Dalam buku A Statement of Reasons, Andrews Norton menyatakan
tentang Tritunggal: "Kita dapat menelusuri  sejarah  doktrin
ini  dan  menemukan  sumbernya,  bukan  dalam wahyu Kristen,
melainkan dalam filsafat Plato... Tritunggal  bukan  doktrin
dari  Kristus dan Rasul-Rasulnya, melainkan suatu fiksi dari
sekolah para pengikut Plato."
 
Jadi, pada abad keempat M., kemurtadan yang dinubuatkan oleh
Yesus  dan  para  rasul mulai berkembang penuh. Perkembangan
dari Tritunggal hanya satu  bukti  dari  ini.  Gereja-gereja
yang  murtad juga mulai menganut gagasan kafir lain, seperti
api neraka, kekekalan jiwa, dan penyembahan berhala.  Secara
rohani,    Susunan    Kristen   telah   memasuki   abad-abad
kegelapannya yang telah dinubuatkan, dikuasai oleh  golongan
pendeta  "manusia  durhaka"  yang  terus  bertambah besar.-2
Tesalonika 2:3, 7.

               Mengapa Nabi-Nabi Allah Tidak Mengajarkannya?
------------------------------------------------------------
 
MENGAPA,  selama  ribuan  tahun,  tidak  seorang  pun   dari
nabi-nabi  Allah  mengajarkan  umat-Nya mengenai Tritunggal?
Pada kesempatan terakhir, tidakkah  Yesus  akan  menggunakan
kecakapannya sebagai Guru Agung untuk menjelaskan Tritunggal
kepada  para  pengikutnya?  Apakah  Allah  akan   mengilhami
ratusan   halaman   dari  Alkitab  namun  tidak  menggunakan
pengajaran ini untuk mengajarkan  Tritunggal  jika  hal  itu
memang "doktrin utama" dari iman?
 
Apakah  orang-orang Kristen harus percaya bahwa berabad-abad
setelah Kristus dan setelah  mengilhami  penulisan  Alkitab,
Allah  akan  mendukung  perumusan  suatu  doktrin yang tidak
dikenal oleh hamba-hamba-Nya selama  ribuan  tahun,  doktrin
yang  merupakan  "misteri  yang  tidak dapat dimengerti" "di
luar jangkauan akal manusia," doktrin yang diakui  mempunyai
latar  belakang  kafir  dan  "sebagian  besar adalah masalah
politik gereja?"
 
Bukti dari sejarah sudah  jelas:  Ajaran  Tritunggal  adalah
penyimpangan dari kebenaran, kemurtadan darinya.
 
------------------------------------------------------------
HARUSKAH ANDA PERCAYA KEPADA TRITUNGGAL?

APAKAH TRINITAS ITU BENAR-BENAR AJARAN ALKITAB ?

ANDAIKAN  Tritunggal   itu   benar,   hal   itu   seharusnya
disampaikan   dengan  jelas  dan  konsisten  dalam  Alkitab.
Mengapa? Karena,  seperti  ditegaskan  para  rasul,  Alkitab
adalah  penyingkapan  Allah  mengenai  diri-Nya  kepada umat
manusia. Dan karena kita perlu  mengenal  Allah  agar  dapat
menyembah  Dia  dengan sepatutnya, Alkitab harus jelas dalam
memberi tahu kita siapa Ia sebenarnya.
 
Orang-orang  beriman  pada  abad  pertama  menerima  Alkitab
sebagai  penyingkapan  Allah yang otentik. Itu menjadi dasar
kepercayaan mereka, wewenang yang mutlak.  Misalnya,  ketika
rasul  Paulus  mengabarkan kepada orang-orang di kota Berea,
"mereka menerima firman itu dengan segala kerelaan hati  dan
setiap  hari mereka menyelidiki Kitab Suci untuk mengetahui,
apakah semuanya itu benar demikian."-Kisah 17:10,11.
 
Apa yang digunakan oleh pria-pria Allah  yang  terkemuka  di
kala  itu  sebagai  wewenang  mereka?  Kisah  17:2,  3 (BIS)
memberi tahu kita: 'Paulus seperti biasa... bertukar pikiran
dengan  orang-orang  di  situ  mengenai  ayat-ayat  Alkitab.
Berdasarkan   ayat-ayat   Alkitab   ia    menjelaskan    dan
membuktikan."
 
Yesus  sendiri  memberikan teladan dalam menggunakan Alkitab
sebagai dasar ajarannya, dengan  berulang  kali  mengatakan:
"Ada  tertulis."  "Ia  menjelaskan  kepada  mereka  apa yang
tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci."-Matius  4:4,
7; Lukas 24:27.
 
Jadi,  Yesus,  Paulus,  dan  orang-orang  beriman  pada abad
pertama menggunakan Alkitab  sebagai  dasar  ajaran  mereka.
Mereka  mengetahui bahwa "semua yang tertulis dalam Alkitab,
diilhami oleh  Allah  dan  berguna  untuk  mengajarkan  yang
benar,  untuk  menegur dan membetulkan yang salah, dan untuk
mengajar manusia supaya hidup menurut kemauan Allah.  Dengan
Alkitab  itu  orang  yang  melayani  Allah  dapat dilengkapi
dengan sempurna untuk segala macam pekerjaan  yang  baik."-2
Timotius  3:16,  17,  BIS;  lihat  juga  1  Korintus  4:6; 1
Tesalonika 2:13: 2 Petrus 1:20, 21.
 
Karena Alkitab dapat "membetulkan yang salah," ia seharusnya
dengan   jelas  menyingkapkan  keterangan  mengenai  masalah
Tritunggal yang kata orang merupakan  doktrin  dasar.  Namun
apakah  para  teolog  dan sejarawan sendiri mengatakan bahwa
hal itu benar-benar merupakan ajaran Alkitab?

                      "Tritunggal" apakah ada dalam Alkitab?
------------------------------------------------------------
 
SEBUAH publikasi Protestan berkata: "Kata  Tritunggal  tidak
terdapat  dalam  Alkitab...  Ia  baru mendapat tempat secara
resmi dalam teologi gereja pada abad ke-4." (The Illustrated
Bible  Dictionary)  Dan seorang yang berwewenang dalam agama
Katolik  mengatakan  bahwa  Tritunggal  "bukanlah...  secara
langsung firman dari Allah." -New Catholic Encyclopedia.
 
The  Catholic Encyclopedia juga mengomentari: "Dalam Alkitab
belum terdapat satu istilah  pun  untuk  menyatakan  ke-Tiga
Pribadi  Ilahi  tersebut secara bersama. Kata triaz [tri'as]
(asal kata dari trinitas bahasa Latin)  mula-mula  ditemukan
dalam  [tulisan] Teofilus dari Antiokhia kira-kira tahun 180
M.... Tidak lama kemudian itu muncul dalam  bentuk  Latinnya
trinitas dalam [tulisan] Tertullian."
 
Namun,  hal  ini  sendiri tidak membuktikan bahwa Tertullian
mengajarkan Tritunggal. Karya tulis  Katolik  Trinitas  -  A
Theological  Encyclopedia  of  the  Holy  Trinity  misalnya,
menyatakan  bahwa   beberapa   dari   kata-kata   Tertullian
belakangan digunakan oleh orang-orang lain untuk menjelaskan
Tritunggal. Kemudian ia memperingatkan:  "Tetapi  kesimpulan
yang  tergesa-gesa  tidak  dapat  diambil  hanya berdasarkan
pemakaian, karena ia  tidak  menerapkan  kata-kata  tersebut
untuk teologi Tritunggal."

                               Bukti dari Kitab-Kitab Ibrani
------------------------------------------------------------
 
MESKIPUN  kata  "Tritunggal"  tidak  dapat  ditemukan  dalam
Alkitab, apakah setidak-tidaknya gagasan tentang  Tritunggal
dengan jelas diajarkan di dalamnya? Sebagai contoh, apa yang
ditunjukkan oleh Kitab-Kitab Ibrani ("Perjanjian Lama")?
 
The Encyclopedia of Religion mengakui: "Para  teolog  dewasa
ini setuju bahwa Alkitab Ibrani tidak memuat doktrin tentang
Tritunggal." Dan New Catholic Encyclopedia juga  mengatakan:
"Doktrin Tritunggal Kudus tidak diajarkan dalam P[erjanjian]
L[ama]."
 
Demikian pula, dalam bukunya The  Triune  God,  imam  Yesuit
Edmund  Fortman  mengakui:  "Perjanjian Lama... tidak secara
tegas ataupun samar-samar memberi tahu kepada kita  mengenai
Allah  Tiga  Serangkai  yang  adalah  Allah,  Anak  dan  Roh
Kudus... Tidak ada bukti bahwa penulis tulisan suci  manapun
bahkan   menduga   adanya   suatu   [Tritunggal]   di  dalam
Keilahian... Bahkan mencari  di  dalam  ["Perjanjian  Lama"]
kesan-kesan   atau   gambaran   di  muka  atau  'tanda-tanda
terselubung' mengenai trinitas dari pribadi-pribadi, berarti
melampaui   kata-kata   dan   tujuan   dari   para   penulis
tulisan-tulisan suci."-Cetak miring red.
 
Penyelidikan  dalam  Kitab-Kitab  Ibrani  itu  sendiri  akan
membuktikan  komentar-komentar  ini.  Jadi, tidak ada ajaran
yang jelas mengenai Tritunggal dalam 39  buku  pertama  dari
Alkitab  yang  membentuk  kanon  yang  asli dari Kitab-Kitab
Ibrani yang terilham.

                               Bukti dari Kitab-Kitab Yunani
------------------------------------------------------------
 
MAKA, apakah Kitab-Kitab Yunani Kristen ("Perjanjian  Baru")
dengan jelas berbicara tentang suatu Tritunggal?
 
The  Encydopedia of Religion mengatakan: "Para teolog setuju
bahwa Perjanjian Baru juga tidak memuat doktrin  yang  jelas
mengenai Tritunggal."
 
Imam  Yesuit  Fortman  mengatakan:  "Para penulis Perjanjian
Baru... tidak memberi kita  doktrin  Tritunggal  yang  resmi
atau  dirumuskan,  juga  tidak ajaran yang jelas bahwa dalam
satu Allah terdapat tiga pribadi  ilahi  yang  setara...  Di
mana  pun  kita tidak menemukan doktrin tritunggal dari tiga
subyek kehidupan  dan  kegiatan  ilahi  yang  berbeda  dalam
Keilahian yang sama."
 
The   New   Encyclopaedia   Britannica   menyatakan:   "Kata
Tritunggal atau doktrinnya yang jelas tidak  terdapat  dalam
Perjanjian Baru."
 
Bernhard Lohse mengatakan dalam A Short History of Christian
Doctrine: "Sejauh itu menyangkut Perjanjian Baru,  seseorang
tidak menemukan di dalamnya doktrin Tritunggal yang aktual."
 
The  New  International Dictionary of New Testament Theology
juga mengatakan: "P[erjanjian] B[aru] tidak  memuat  doktrin
Tritunggal   yang  diperkembangkan.  'Alkitab  tidak  memuat
deklarasi yang terus terang bahwa Bapa, Anak dan  Roh  Kudus
adalah  dari  zat  yang  sama'  [kata  teolog Protestan Karl
Barth]."
 
Profesor  E.  Washburn   Hopkins   dari   Universitas   Yale
meneguhkan:  "Bagi Yesus dan Paulus doktrin tritunggal jelas
tidak dikenal;... mereka tidak mengatakan  apa-apa  mengenai
itu."-Origin and Evolution of Religion.
 
Sejarawan  Arthur  Weigall  menyatakan: "Yesus Kristus tidak
pernah menyebutkan perwujudan demikian, dan di manapun dalam
Perjanjian Baru tidak terdapat kata 'Tritunggal.' Gagasannya
baru diterima oleh Gereja tiga ratus tahun setelah  kematian
Tuhan kita."-The Paganism in Our Christianity.
 
Jadi,  ke-39 buku dari Kitab-Kitab Ibrani ataupun kanon dari
ke-27 buku yang terilham  dari  Kitab-Kitab  Yunani  Kristen
tidak ada yang memuat ajaran yang jelas mengenai Tritunggal.

   Apakah Diajarkan oleh Orang-Orang Kristen yang Mula-Mula?
------------------------------------------------------------
 
APAKAH   orang-orang   Kristen  yang  mula-mula  mengajarkan
Tritunggal? Perhatikan komentar-komentar berikut  dari  para
sejarawan dan teolog:
 
"Kekristenan   yang   mula-mula   tidak   mempunyai  doktrin
Tritunggal  seperti   yang   setelah   itu   dirinci   dalam
kredo-kredo."-The   New   International  Dictionary  of  New
Testament Theology.
 
"Namun orang-orang Kristen yang pertama pada awal mula tidak
pernah    mempunyai   pikiran   untuk   menerapkan   gagasan
[Tritunggal]  kepada  kepercayaan  mereka  sendiri.   Mereka
memberikan  pengabdian  mereka  kepada Allah Bapa dan kepada
Yesus Kristus, Anak Allah, dan mereka mengakui... Roh Kudus;
tetapi  tidak  ada  buah  pikiran  bahwa  ketiga pribadi ini
adalah  suatu  Tritunggal,  setara  dan  dipersatukan  dalam
Satu."-The Paganism in Our Christianity.
 
"Pada  mulanya  kepercayaan  Kristen bukan kepada Allah Tiga
Serangkai... Halnya tidak demikian  pada  zaman  rasul-rasul
atau  sebelumnya,  seperti  diperlihatkan dalam P[erjanjian]
B[aru]  dan  tulisan-tulisan   Kristen  yang  awal lainnya."
-Encyclopedia of Religion and Ethics.
 
"Perumusan  'satu Allah dalam tiga Pribadi' tidak ditetapkan
dengan tegas, dan pasti belum dilebur  sepenuhnya  ke  dalam
kehidupan  Kristen dan pengakuan imannya, sebelum akhir abad
ke-4... Di antara  Bapa-Bapa  Rasuli,  tidak  pernah  bahkan
sedikit  pun ada yang mendekati sikap atau pandangan seperti
itu." - New Catholic Encyclopedia.
 
                 Apa yang Diajarkan oleh Bapa-Bapa Pra-Nicea
------------------------------------------------------------
 
BAPA-BAPA pra-Nicea  diakui  sebagai  guru-guru  agama  yang
terkemuka   pada   abad-abad   permulaan  setelah  kelahiran
Kristus. Apa yang mereka ajarkan patut diperhatikan.
 
Justin  Martyr,  yang  meninggal  kira-kira  tahun  165  M.,
menyebut  pramanusia  Yesus sebagai malaikat yang diciptakan
yang  "tidak  sama  dengan  Allah  yang  menciptakan  segala
perkara."  Ia  mengatakan  bahwa Yesus lebih rendah daripada
Allah dan  "tidak  pernah  melakukan  sesuatu  kecuali  yang
Pencipta... ingin ia lakukan dan katakan."
 
Irenaeus,  yang meninggal kira-kira tahun 200 M., mengatakan
bahwa pramanusia Yesus keberadaannya terpisah dari Allah dan
lebih  rendah  daripada  Dia.  Ia memperlihatkan bahwa Yesus
tidak setara dengan "Allah  yang  benar  dan  satu-satunya,"
yang  "lebih  tinggi  di atas segala-galanya, dan selain Dia
tidak ada yang lain."
 
Clement dari Aleksandria, yang meninggal kira-kira tahun 215
M,   menyebut  Yesus  dalam  keberadaannya  sebelum  menjadi
manusia  sebagai  "suatu  ciptaan"  tetapi  menyebut   Allah
sebagai  "yang  tidak  diciptakan dan tidak dapat binasa dan
satu-satunya Allah yang benar."  Ia  mengatakan  bahwa  sang
Anak  "adalah  nomor  dua  setelah  satu-satunya  Bapa  yang
mahakuasa" tetapi tidak setara dengan Dia.
 
Tertullian,  yang  meninggal   kira-kira   tahun   230   M.,
mengajarkan keunggulan Allah. Ia berkata: "Sang Bapa berbeda
dari Anak (yang lain), karena Ia  lebih  besar;  sebagaimana
yang  memperanakkan  berbeda dari yang diperanakkan, ia yang
mengutus berbeda dari dia yang  diutus."  Ia  juga  berkata:
"Ada  masanya  ketika  sang  Anak tidak ada... Sebelum semua
perkara ada, Allah berada sendirian."
 
Hippolytus,  yang  meninggal   kira-kira   tahun   235   M.,
mengatakan  bahwa Allah adalah "Allah yang esa, Pribadi yang
pertama dan satu-satunya,  Khalik  dan  Tuhan  dari  semua,"
"tidak  ada  yang  [memiliki  umur  yang sama] dengan Dia...
Tetapi  Ia  adalah  Esa,  berada  sendirian;  yang,   karena
menghendakinya,  membuat  ada  apa  yang dulunya tidak ada,"
seperti misalnya pramanusia Yesus yang diciptakan.
 
Origen, yang meninggal kira-kira tahun  250  M.,  mengatakan
bahwa  "sang  Bapa  dan  Anak  adalah dua hakekat... dua hal
sehubungan   dengan   pokok   dasar   mereka,"   dan   bahwa
"dibandingkan  dengan Bapa, [Anak] adalah terang yang sangat
kecil."
 
Meringkaskan bukti sejarah, Alvan  Lamson  mengatakan  dalam
The Church of the First Three Centuries: "Doktrin Tritunggal
yang modern dan  populer...  tidak  mendapat  dukungan  dari
bahasa  Justin  [Martyr]: dan pernyataan ini dapat diperluas
sehingga berlaku juga untuk  semua  Bapa  pra-Nicea;  yaitu,
untuk   semua  penulis  Kristen  selama  tiga  abad  setelah
kelahiran Kristus. Memang, mereka  berbicara  mengenai  sang
Bapa,   Anak   dan...   Roh   kudus,  tetapi  tidak  sebagai
[pribadi-pribadi] yang setara,  tidak  berjumlah  satu  zat,
tidak  sebagai  Tiga  dalam  Satu,  dalam  arti  apapun yang
sekarang diterima  oleh  para  penganut  Tritunggal.  Justru
sebaliknyalah yang merupakan fakta."
 
Jadi,  bukti  dari  Alkitab  dan  dari sejarah membuat jelas
bahwa Tritunggal tidak dikenal sepanjang zaman  Alkitab  dan
selama beberapa abad setelahnya.
 
------------------------------------------------------------
HARUSKAH ANDA PERCAYA KEPADA TRITUNGGAL?

Minggu, 11 Maret 2012

Agama Nabi-nabi sebelum Nabi Muhammad SAW

Sebagian orang ada yang mengatakan bahwa Islam, Yahudi dan Nashrani adalah agama samawi, semuanya benar dan sama, tidak berbeda. Ketiga agama itu telah dipeluk dan didakwahkan oleh para nabi dan rasul. Karenanya, umat Islam tidak boleh menyatakan bahwa agama Yahudi dan Nashrani sesat dan kufur. Para pemeluknya adalah kafir dan jika mati di atas agamanya itu dia kekal dalam neraka. Apa sebenarnya nama agama yang dipeluk dan didakwahkan para Nabi dan rasul terdahulu? Bagaimana menjawab semua syubhat ini?

Jawab: Setiap muslim wajib meyakini bahwa Allah tidak menurunkan agama sejak diciptakannya langit dan bumi hingga hari kiamat kecuali hanya satu saja, yaitu agama Islam. Allah Ta’ala berirman:

إِنَّ الدِّينَ عِندَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ
Sesungguhnya agama (yang diridai) di sisi Allah hanyalah Islam.” (QS. Ali Imran: 19)

وَمَن يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَن يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ
"Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi." (QS. Ali Imran: 85)

Agama seluruh Nabi adalah Islam
Islam adalah agama seluruh nabi dan rasul sebagaimana yang Allah beritakan tentang bapak para nabi, Ibrahim yang menjadi teladan bagi alam semesta. Allah Ta’ala berfirman:
وَمَن يَرْغَبُ عَن مِّلَّةِ إِبْرَاهِيمَ إِلَّا مَن سَفِهَ نَفْسَهُ ۚ وَلَقَدِ اصْطَفَيْنَاهُ فِي الدُّنْيَا ۖ وَإِنَّهُ فِي الْآخِرَةِ لَمِنَ الصَّالِحِينَ   إِذْ قَالَ لَهُ رَبُّهُ أَسْلِمْ ۖ قَالَ أَسْلَمْتُ لِرَبِّ الْعَالَمِينَ * وَوَصَّىٰ بِهَا إِبْرَاهِيمُ بَنِيهِ وَيَعْقُوبُ يَا بَنِيَّ إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَىٰ لَكُمُ الدِّينَ فَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ
Dan tidak ada yang benci kepada agama Ibrahim, melainkan orang yang memperbodoh dirinya sendiri, dan sungguh Kami telah memilihnya di dunia dan sesungguhnya dia di akhirat benar-benar termasuk orang-orang yang shaleh.
Ketika Tuhannya berfirman kepadanya: "Tunduk patuhlah!" Ibrahim menjawab: "Aku tunduk patuh kepada Tuhan semesta alam".
Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Yakub. (Ibrahim berkata): "Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam".
Adakah kamu hadir ketika Yakub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya: "Apa yang kamu sembah sepeninggalku?" Mereka menjawab: "Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishak, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya".” (QS. Al Baqarah: 130-133)
Allah Ta’ala menerangkan bahwa orang yang membenci agama Ibrahim adalah orang yang dungu. Dan Ibrahim memerintahkan kepada Islam “aslamtu lirabbil ‘alamiin”, (Aku tunduk patuh kepada Tuhan semesta alam). Islam adalah wasiat Nabi Ibrahim 'alaihis salam kepada anak turunnya.
Nabi Ibrahim 'alaihis salam adalah imam para nabi dan manusia seluruhnya, beliau adalah teladan yang harus diikuti sebagaimana firman Allah Ta’ala:
وَإِذِ ابْتَلَىٰ إِبْرَاهِيمَ رَبُّهُ بِكَلِمَاتٍ فَأَتَمَّهُنَّ ۖ قَالَ إِنِّي جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ إِمَامًا
"Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: "Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia"." (QS. Al Baqarah: 124)
Karena itulah orang Yahudi mengklaim Nabi Ibrahim seorang Yahudi. Begitu juga orang Nashrani, mereka mengklaim Nabi Ibrahim seorang Nashrani. Kemudian Allah membantah kedustaan klaim  mereka, Allah Ta’ala berfirman:
مَا كَانَ إِبْرَاهِيمُ يَهُودِيًّا وَلَا نَصْرَانِيًّا وَلَٰكِن كَانَ حَنِيفًا مُّسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ
"Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik." (QS. Ali Imran: 67)
Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda: "para nabi adalah saudara sebapak dan berlainan ibu, dan agama mereka satu.” (Muttafaq ‘Alaih)
Agama yang benar hanya satu, yaitu Islam, agama seluruh Nabi. Adapun perbedaan di antara mereka hanya pada masalah syari'at (tatacara) ibadah. Allah Ta'ala berfirman:
فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ عَمَّا جَاءَكَ مِنَ الْحَقِّ لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنْكُمْ شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا
"Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang." (QS. Al Maidah: 48)
Pokok tauhid hanya satu, yaitu  La Ilaha Illallaah. Setiap Nabi diperintahkan untuk menyampaikannya kepada umatnya. Allah Ta'ala menerangkan tentang hal ini dalam firman-Nya:
وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَسُولٍ إِلَّا نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدُونِ
"Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku"." (QS. Al Anbiya': 25)
Bentuk perbedaan syari'at seperti tatacara shalat, ketentuan ukuran ibadah seperti zakat, puasa dan waktunya, arah kiblat, dan tatacara haji. Tatacara taat kepada Allah dan syariat berbeda-beda antara seorang rasul dengan rasul lainnya. Adapun agama mereka tetap satu, yaitu Islam. Dasar tauhid yang mereka serukan adalah baku, tidak pernah berubah antara seorang rasul dengan rasul lainnya, antara satu masa dengan masa lainnya.
Tatacara taat kepada Allah dan syariat berbeda-beda antara seorang rasul dengan rasul lainnya. Adapun agama mereka tetap satu, yaitu Islam.
Ringkasnya: Dasar ajaran agama yang didakwahkan seluruh rasul dari yang pertama hingga yang terakhir adalah sama, yaitu mentauhidkan Allah dalam uluhiyah, rububiyah, dan dalam nama-nama dan sifat-sifat-Nya; serta meniadakan segala yang membatalkannya atau yang mengurangi kesempurnaan tauhid. Adapun cabang syari'at mereka berupa amal-amal wajib, masalah halal dan haram terkadang berbeda. Terkadang, perintah wajib kepada satu umat tidak diperintahkan kepada umat lain. Satu masalah diringankan atas satu umat, namun bagi yang lainnya diperberat. Satu perkara diharamkan atas satu umat, namun bagi yang lain dihalalkan. Semua itu untuk satu hikmah dan tujuan baik yang ditetapkan oleh Allah 'Azza wa Jalla.
Syariat Nabi Muhammad Penghapus Syari'at Terdahulu
Dan seluruh syari'at terdahulu telah dihapus dan diganti dengan syariat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Allah Ta'ala berfirman: (artinya) "Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil perjanjian dari para nabi: "Sungguh, apa saja yang Aku berikan kepadamu berupa kitab dan hikmah, kemudian datang kepadamu seorang rasul yang membenarkan apa yang ada padamu, niscaya kamu akan sungguh-sungguh beriman kepadanya dan menolongnya". Allah berfirman: "Apakah kamu mengakui dan menerima perjanjian-Ku terhadap yang demikian itu?" Mereka menjawab: "Kami mengakui". Allah berfirman: "Kalau begitu saksikanlah (hai para nabi) dan Aku menjadi saksi (pula) bersama kamu"." (QS. Ali Imran: 81)
Ibnu 'Abbas dan Ali bin Abi Thalib radliyallah 'anhuma berkata: "Tidaklah Allah mengutus  seorang Nabi kecuali diambil janji setia darinya. Seandainya, Allah mengutus Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, sedangkan dia masih hidup maka harus beriman dan menolongnya. Allah akan memerintahkan kepadanya agar mengambil janji setia dari umatnya, jika kelak Muhammad diutus, dan mereka masih hidup, maka mereka wajib mengimaninya dan menolongnya."
Dari Jabi bin Abdillah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, seandainya Musa masih hidup maka tidak ada pilihan baginya kecuali harus mengikutiku." (HR. Ahmad dan al Baihaqi dalam Syu'ab al Iman dan dihasankan oleh Syaikh al Albani)
Ibnu Katsir dalam Qishash al Anbiya', -ketika menyebutkan kisah Hidzir dan Ilyas- mengatakan, "ayat yang mulia ini menunjukkan bahwa seluruh Nabi, kalau seandainya mereka ditakdirkan hidup sebagai rasul pada zaman Rasulillah shallallahu 'alaihi wasallam, maka mereka semua wajib mengikutinya dan tunduk dibawah perintahnya serta melaksanakan keumumuan syariatnya, sebagaimana ketika beliau berkumpul bersama mereka pada malam Isra'. Katika itu beliau naik di atas mereka semua dan ketika mereka bersama-sama Nabi turun ke Baitul Maqdis dan melaksanakan shalat, Jibril alaihis salam menyampaikan perintah Allah kepada beliau shallallahu 'alaihi wasallam agar mengimami mereka. Lalu beliau shalat bersama mereka (dengan menjadi imam) di daerah dan wilayah mereka dahulu diutus. Hal ini menunjukkan bahwa beliau adalah imam yang paling agung dan rasul penutup yang mulia dan diutamakan atas yang lainnya, semoga Allah melimpahkan shalawat dan salam untuk beliau dan para Nabi seluruhnya."
ketika Nabi Isa bin Maryam 'alaihis salam turun diakhir zaman beliau berhukum dengan syari'at suci Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Beliau tidak keluar dan tidak menyimpang darinya, padahal beliau satu dari lima Rasul Ulul 'Azmi dan Nabi penutup dari kalangan Bani Israil.
Dalam Shahih al Bukhari, dari Abu Hurairah radliyallah 'anhu berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَيُوشِكَنَّ أَنْ يَنْزِلَ فِيكُمْ ابْنُ مَرْيَمَ حَكَمًا عَدْلًا فَيَكْسِرَ الصَّلِيبَ وَيَقْتُلَ الْخِنْزِيرَ وَيَضَعَ الْجِزْيَةَ وَيَفِيضَ الْمَالُ حَتَّى لَا يَقْبَلَهُ أَحَدٌ
"Demi Dzat yang jiwaku di tanganNya sungguh akan turun kepada kalian Isa bin Maryam sebagai Hakim yang Adil, Dia mematahkan salib, dan membunuh babi, dan menolak jizyah dan tidak menerimanya dari orang kafir, harta melimpah ruah sehingga tak seorangpun menerima (shadaqah atau zakat)."
Pada hari perhimpunan, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjadi syafii' (pemberi syafa'at) dan memiliki maqam mahmud (kedudukan terpuji) yang tidak dimiliki oleh para Rasul Ulul 'Azmi. Hal ini menunjukkan bahwa beliau shallallahu 'alaihi wasallam diutamakan di dunia dan diakhirat.
Adapun kampanye ahlul ahwa dan para perusak bahwa ada tiga agama, seluruh pemeluknya berada di atas kebenaran dan semuanya akan selamat, adalah kampanye batil dan dusta sebagaimana petunjuk dzahir dari dalil-dali di atas. Pelopor kampanye buruk ini adalah orang barat yang kafir dengan tujuan untuk dijadikan pendahuluan guna menghancurkan kaum muslimin. Jika mereka tidak berhasil, minimal merusak akidah mereka.
Wahai kaum muslimin, berhati-hatilah dan lindungi agama dan jiwa kalian dengan terus mendalami agama kalian. Ini adalah jalan keselamatan dan kemenangan. Kita berlindung kepada Allah dari kehinaan dan siksa-Nya di dunia dan akhirat.
Larangan Bertasyabuh  dan Ikut Merayakan Hari raya Orang Kafir
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang diikuti para sahabat dan tabi'in telah tegas melarang keras bertasyabuh (menyerupai) orang kafir dan ikut-ikutan merayakan hari besar mereka. Berikut ini sebagian pernyataan keras mereka:
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam  bersabda: "siapa menyerupai suatu kaum maka dia bagian dari mereka." (HR. Ahmad, Abu Dawud dan dishahihkan Ibnu Hibban. Sedangkan Syaikh al Albani menghasankannya dalam al Misykah)
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kalian pasti akan mengikuti adat kebiasaan umat sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta sehingga seandainya mereka masuk ke lobang biawak pasti kamu akan mengikuti mereka. Kami berkata, "ya Rasulallah, apakah mereka Yahudi dan Nashrani?" beliau menjawab, "Siapa lagi." (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari Ummul mukminin, 'Aisyah radliyallah 'anha berkata: "Janganlah kalian menyerupai orang Yahudi," beliau sangat membenci shalat dengan berkacak pinggang karena orang Yahudi sering melakukan hal itu." (HR. Bukhari)
Umar bin al Khathab radliyallah 'anhu berkata: ". . .  dan janganlah kamu masuk menemui orang-orang musyrikin di gereja mereka pada hari raya mereka karena murka Allah turun kepada mereka." (Riwayat Al Baihaqi dalam al Sunan al Kubra dan Abdul Razaq dalam al Mushannaf)
Dari Abdullah bin Amru bin 'Ash berkata:
مَنْ بَنَى بِبِلاَدِ الأَعَاجِمِ وَصَنَعَ نَيْرُوزَهُمْ وَمِهْرَجَانَهُمْ وَتَشَبَّهَ بِهِمْ حَتَّى يَمُوتَ وَهُوَ كَذَلِكَ حُشِرَ مَعَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَة
"Barangsiapa yang membangun negeri orang-orang kafir, meramaikan peringatan hari raya nairuz (tahun baru) dan karnaval mereka serta menyerupai mereka sampai meninggal dunia dalam keadaan demikian. Ia akan dibangkitkan bersama mereka di hari kiamat." (Sunan al-Baihaqi IX/234)
Sebab kekalahan umat Islam
Ketahuilah, kekalahan dan kejatuhan umat muslim atas Yahudi dan Nashrani sehingga mereka menguasai umat Islam disebabkan karena kaum muslimin ikut dan condong kepada mereka. Allah Ta'ala berfirman:
وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُمْ بَعْدَ الَّذِي جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ مَا لَكَ مِنَ اللَّهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلَا نَصِيرٍ
"Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu." (QS. Al Baqarah: 120)
Ayat di atas menjelaskan larangan keras dan ancaman bagi umat Islam agar tidak mengikuti jalan hidup orang Yahudi dan Nashrani serta tidak bertasyabuh (berimitasi) dengan mereka sesudah memahami Al Qur'an dan al Sunnah. Sebab kalau mereka melakukan itu Allah tidak akan menolong dan melindungi mereka. Dan "Jika Allah menolong kamu, maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu; jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu?" (QS. Ali Imran: 160)
Allah berfirman tentang larangan condong kepada orang kafir:
وَلَا تَرْكَنُوا إِلَى الَّذِينَ ظَلَمُوا فَتَمَسَّكُمُ النَّارُ وَمَا لَكُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ مِنْ أَوْلِيَاءَ ثُمَّ لَا تُنْصَرُونَ
"Dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang zalim yang menyebabkan kamu disentuh api neraka, dan sekali-kali kamu tiada mempunyai seorang penolong pun selain daripada Allah, kemudian kamu tidak akan diberi pertolongan." (QS. Huud: 113)
Syirik merupakan kedzaliman terbesar. Karenanya, Allah mengancam orang yang condong (cenderung) kepada pelaku kesyirikan, maksudnya cenderung kepada mereka dan ridla dengan kesyirikan mereka, maka mereka berhak mendapat siksa dan keluar dari perlindungan Allah dan pertolongan-Nya. Itu berlaku bagi orang yang condong kepada orang kafir.
kekalahan dan kejatuhan umat muslim atas Yahudi dan Nashrani sehingga mereka menguasai umat Islam disebabkan karena kaum muslimin ikut dan condong kepada mereka.
Ringkasnya: Loyal dan cinta kepada orang beriman; benci dan berbara' (lepas diri) dari orang kafir termasuk dasar pokok ajaran Islam. Berbara' dengan tidak setuju terhadap aqidah mereka yang rusak, seperti memberi ucapan selamat atas hari raya mereka, menjadikan mereka sebagai teman akrab, menghormat kepada tokoh mereka, dan menyebut pejuang mereka yang tewas sebagai syahid. Termasuk juga menolong mereka untuk memerangi kaum muslimin, baik dengan ide, saran, pemikiran, atau militer. Semua ini termasuk perkara-perkara yang dilarang Allah 'Azza wa Jalla dan Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wasallam.
Mendudukan Makna Bara'
Bara' dan membenci orang kafir bukan berarti memerangi mereka, mendzalimi dan memaksa mereka masuk Islam. Bahkan, bersikap adil dan berakhlak mulia terhadap mereka adalah wajib, sebagaimana yang Allah Ta'ala dan rasul-Nya perintahkan. Bermu'amalah (bergaul) yang baik terhadap mereka dan berlepas diri dari kekufuran mereka secara bersamaan merupakan praktek dakwah Islam.
Berikut ini beberapa hak ahli dzimmah (orang kafir yang hidup di bawah aturan pemerintahan Islam) dalam Islam yang tidak terdapat perbandingannya dalam aturan, undang-undang, atau adat manusia manapun:
Allah Ta'ala berfirman:
وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآَنُ قَوْمٍ عَلَى أَلَّا تَعْدِلُوا اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَى
"Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa." (QS. Al Maidah: 8)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
مَنْ قَتَلَ مُعَاهَدًا لَمْ يَرِحْ رَائِحَةَ الجَنَّةِ وَإِنَّ رِيْحَهَا لَيُوْجَدُ مِنْ مَسِيْرَةِ أَرْبَعِيْنَ عَامًا
"Barangsiapa yang membunuh seorang kafir mu’ahad (kafir dzimmi), maka dia tidak akan mencium aroma wangi al Jannah (surga). (Padahal) sesungguhnya aroma wangi al jannah itu tercium sejauh perjalanan 40 tahun." (HR. Al-Bukhari dalam kitab al Diyaat, bab dosa orang yang membunuh seorang dzimmi yang tidak melakukan kejahatan, no.  3166 dan 6914) Dari hadits ini, tidak boleh membunuh para utusan atau duta untuk negeri Islam.
Bara' dan membenci orang kafir bukan berarti memerangi mereka, mendzalimi dan memaksa mereka masuk Islam.
Dari Abu Bakrah berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "siapa yang membunuh jiwa orang kafir mu'ahad (dzimmi) tidak pada tempatnya, maka Allah haramkan surga untuknya."(Dishahihkan Syaikh al Albani dalam Shahih Sunan Abi dawud no. 2398)
Jizyah yang Allah wajibkan atas mereka, di dalamnya ada keringanan. Jizyah tidak ditarik dari orang buta dan lemah. Pada dasarnya, jizyah tidak ditarik dari kaum wanita, anak-anak, budak, dan orang gila, orang-orang yang menyepi di tempat-tempat ibadah dan para rahib. Mereka bebas memeluk keyakinan berdasarkan kaidah, "utrukuuhum wamaa yadiinuuna" (tinggalkan mereka dengan agama yang mereka peluk). Apabila mereka berperkara dengan kaum muslimin, kita memberi putusan  dengan adil, yaitu berdasarkan syariat Allah: Al Qur'an dan sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.
Salah seorang mereka tidak boleh dihukum karena jizyah. Dari 'Urwah bin al Zubair, bahwa Hisyam bin Hukaim bin Hizam, pernah memergoki seorang laki-laki yang menjemur beberapa orang (petani dari kalangan orang kafir) di bawah terik matahari. Kemudian ia bertanya kepada seseorang, "apa yang mereka perbuat?" Orang itu menjawab, "mereka ditahan karena pajak." Kemudian Hisyam mengatakan, "aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "sesungguhnya Allah akan menyiksa orang-orang yang menyiksa orang lain di dunia." (HR. Muslim)
Sesungguhnya Allah akan menyiksa orang-orang yang menyiksa orang lain di dunia. (HR. Muslim)
Ini adalah hak ahli dzimmah yang adil dalam syariat Islam. Maka setiap muslim wajib untuk tidak melanggarnya, dengan berlebihan atau meremehkan sebagaimana dia juga wajib mengajak mereka untuk masuk Islam dan meninggalkan agama mereka. Tujuannya, agar orang yang binasa itu binasanya dengan keterangan yang nyata dan agar orang yang hidup itu hidupnya dengan keterangan yang nyata (pula) dan agar syari'at Allah semata yang berkuasa.
Allah Ta'ala berfirman kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, "Katakanlah: "Hai orang-orang yang kafir." Sampai firman Allah, "Untukmulah agamamu dan untukkulah agamaku." (QS. Al Kaafiruun: 1-6). Pada ayat pertama, Allah memerintahkan Nabi-Nya untuk menyatakan kekafiran mereka. Sedangkan pada ayat terakhir, beliau menyatakan menjauhi semua kebatilan yang mereka yakini tanpa memaksa mereka untuk masuk Islam yang diyakininya.
Peringatan: Tidak boleh menamakan kaum Nashrani dengan "masihiyin" karena al Masih (Isa bin Maryam) berlepas diri dari mereka dan dari keyakinan mereka terhadap uluhiyyahnya. Tidak boleh menyandarkan kepadanya, sesuatu yang tidak diakuinya. Allah Ta'ala berfirman:
"Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman: "Hai Isa putra Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia: "Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah?" Isa menjawab: "Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). Jika aku pernah mengatakannya maka tentulah Engkau telah mengetahuinya. Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang gaib-gaib". Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku (mengatakan) nya yaitu: "Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu", dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan (angkat) aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka. Dan Engkau adalah Maha Menyaksikan atas segala sesuatu." (QS. Al Maaidah: 116-117)
Tidak boleh menamakan kaum Nashrani dengan "masihiyin" karena al Masih (Isa bin Maryam) berlepas diri dari mereka dan dari keyakinan mereka terhadap uluhiyyahnya.