Jumat, 23 Maret 2012

APA YANG ALKITAB KATAKAN MENGENAI ALLAH DAN YESUS ?

JIKA  orang membaca Alkitab dari depan sampai belakang tanpa
memiliki  gagasan  sebelumnya  mengenai  Tritunggal,  apakah
mereka  dengan  sendirinya akan sampai pada konsep tersebut?
Sama sekali tidak.
 
Apa yang dengan  sangat  jelas  akan  timbul  dalam  pikiran
seorang  pembaca  yang  netral  ialah  bahwa Allah saja Yang
Mahatinggi, sang Pencipta, terpisah dan berbeda dari pribadi
manapun, dan bahwa Yesus, bahkan dalam keberadaannya sebelum
menjadi manusia, juga terpisah dan  berbeda,  suatu  makhluk
yang diciptakan, lebih rendah daripada Allah.

                                  Allah Itu Satu, Bukan Tiga
------------------------------------------------------------
 
AJARAN  Alkitab  bahwa  Allah  itu  esa  atau  satu  disebut
monoteisme.  Dan  L.  L.  Paine,  profesor  sejarah  gereja,
menyatakan  bahwa  monoteisme  dalam  bentuknya  yang paling
murni tidak mengizinkan adanya Tritunggal: "Perjanjian  Lama
secara  tegas adalah monoteistis. Allah adalah suatu pribadi
tunggal. Gagasan bahwa suatu tritunggal dapat  ditemukan  di
dalamnya... sama sekali tidak berdasar."
 
Apakah ada perubahan dari monoteisme setelah Yesus datang ke
bumi? Paine menjawab: "Mengenai hal ini  tidak  ada  pemisah
antara   Perjanjian   Lama   dan  Perjanjian  Baru.  Tradisi
monoteistis terus dilanjutkan. Yesus adalah seorang  Yahudi,
dilatih  oleh  orang-tua Yahudi dalam kitab-kitab Perjanjian
Lama. Ajarannya sepenuhnya Yahudi: memang suatu injil  baru,
namun  bukan  suatu  teologi baru... Dan ia menerima sebagai
kepercayaannya sendiri ayat agung  dari  monoteisme  Yahudi:
'Dengarlah,  hai  orang Israel, Tuhan Allah kita adalah satu
Allah'"
 
Kata-kata tersebut terdapat dalam Ulangan 6:4. New Jerusalem
Bible  (NJB)  Katolik  berbunyi:  "Dengarlah, Israel: Yahweh
Allah kita adalah esa,  satu-satunya  Yahweh."[1] Dalam tata
bahasa  dari  ayat  itu.  kata  ìesaî tidak mengandung sifat
jamak untuk menyatakan bahwa kata itu  mempunyai  arti  yang
lain, yaitu bukan satu pribadi.
 
Catatan kaki:
[1] Nama Allah dinyatakan "Yahweh" dalam beberapa terjemahan,
"Jehovah" dalam  terjemahan-terjemahan  lain  (dalam  bahasa
Inggris).
 
 
Rasul  Kristen  Paulus  tidak  menunjukkan  adanya perubahan
dalam sifat Allah, bahkan setelah Yesus datang ke  bumi.  Ia
menulis:  "Allah  adalah satu." -Galatia 3: 20, lihat juga 1
Korintus 8:4-6.
 
Ribuan kali dalam seluruh Alkitab, Allah disebutkan  sebagai
satu  Pribadi.  Bila  Ia  berfirman, ini adalah sebagai satu
Pribadi yang tidak terbagi. Alkitab benar-benar sangat jelas
dalam  hal  ini.  Seperti  Allah katakan: "Aku ini [Yehuwa],
itulah namaKu; Aku tidak akan memberikan kemuliaanKu  kepada
yang lain. " (Yesaya 42 :8) "Akulah Yahweh Allahmu... Engkau
tidak boleh memiliki allah-allah lain kecuali  aku."  (Cetak
miring red.)-Keluaran 20: 2, 3, JB.
 
Untuk  apa  semua  penulis  Alkitab yang diilhami Allah akan
berbicara  mengenai  Allah  sebagai  satu  Pribadi  jika  Ia
sebenarnya  adalah tiga Pribadi? Apa gunanya hal itu, selain
dari menyesatkan orang? Tentu, jika Allah terdiri dari  tiga
Pribadi,  la  akan  menyuruh  para penulis Alkitab-Nya untuk
membuat hal itu benar-benar jelas sehingga tidak mungkin ada
keraguan   mengenai   hal   itu.   Sedikitnya  para  penulis
Kitab-Kitab Yunani Kristen yang mempunyai  hubungan  pribadi
dengan  Anak  Allah  sendiri  tentu  akan  berbuat demikian.
Ternyata tidak.
 
Sebaliknya, apa yang dinyatakan  dengan  sangat  jelas  oleh
para  penulis Alkitab ialah bahwa Allah adalah satu Pribadi;
Pribadi yang unik,  tidak  terbagi-bagi  yang  tidak  setara
dengan  siapapun  juga:  "Akulah [Yehuwa] dan tidak ada yang
lain; kecuali Aku tidak ada Allah. " (Yesaya  45:5)  "Engkau
sajalah  yang bernama [Yehuwa], Yang Mahatinggi atas seluruh
bumi."-Mazmur 83 :19.

                                      Bukan Allah yang Jamak
------------------------------------------------------------
 
YESUS menyebut  Allah  "satu-satunya  Allah  yang  benar."
(Yohanes  17:3) Ia tidak pernah menyebut Allah sebagai ilahi
yang terdiri dari  pribadi-pribadi  jamak.  Itulah  sebabnya
dalam  Alkitab tidak ada satu pribadi pun selain Yehuwa yang
disebut Yang Mahakuasa. Jika tidak,  arti  kata  "mahakuasa"
tidak  berlaku  lagi.  Yesus  maupun  roh kudus tidak pernah
disebut demikian, karena hanya Yehuwa  yang  paling  tinggi.
Dalam   Kejadian   17:1   Ia  berkata:  "Akulah  Allah  Yang
Mahakuasa." Dan Keluaran  18:11  berbunyi:  "[Yehuwa]  lebih
besar dari segala allah."
 
Dalam  Kitab-Kitab  Ibrani,  kata 'eloh'ah (allah) mempunyai
dua  bentuk  jamak,  yaitu,  'elo-him'   (allah-allah)   dan
'elo-heh'   (allah-allah   dari).  Bentuk-bentuk  jamak  ini
umumnya memaksudkan Yehuwa,  dan  dalam  hal  itu  kata-kata
tersebut diterjemahkan dalam bentuk tunggal sebagai "Allah."
Apakah  bentuk-bentuk  jamak   tersebut   menyatakan   suatu
Tritunggal?  Tidak. Dalam A Dictionary of the Bible, William
Smith   berkata:   "Gagasan   khayalan   bahwa   ['elo-him']
memaksudkan tritunggal dari pribadi-pribadi dalam Keilahian,
sekarang hampir tidak mempunyai pendukung lagi  di  kalangan
para sarjana. Hal itu adalah apa yang disebut para ahli tata
bahasa bentuk jamak  dari  keagungan,  atau  itu  menyatakan
kepenuhan   dari  kekuatan  ilahi.  Kuasa  keseluruhan  yang
diperlihatkan oleh Allah."
 
The American Journal of Semitic  Languages  and  Literatures
mengatakan  tentang 'elo-him.' "Ini hampir selalu dijelaskan
dengan suatu predikat kata kerja  tunggal,  dan  membutuhkan
atribut  kata sifat tunggal." Untuk menggambarkan ini, gelar
'elo-him' muncul  35  kali  secara  tersendiri  dalam  kisah
penciptaan,  dan  setiap  kali kata kerja yang menggambarkan
apa yang Allah  katakan  dan  lakukan  adalah  dalam  bentuk
tunggal.    (Kejadian    1:1-2:4)    Jadi,   publikasi   itu
menyimpulkan: "['Elo-him'] agaknya harus dijelaskan  sebagai
bentuk   jamak   yang  bersifat  intensif,  yang  menyatakan
kebesaran dan keagungan."
 
'Elo-him'   bukan   berarti   "pribadi-pribadi,"   melainkan
"allah-allah."  Jadi  mereka  yang  berkukuh  bahwa kata ini
menyatakan  suatu   Tritunggal   menjadikan   diri   sendiri
politeis,  penyembah  lebih dari satu Allah. Mengapa? Karena
ini berarti ada tiga allah dalam  Tritunggal.  Namun  hampir
semua   pendukung   Tritunggal   menolak   pandangan   bahwa
Tritunggal terdiri dari tiga allah yang terpisah.
 
Alkitab juga menggunakan kata-kata 'elo-him'  dan  'elo-heh'
bila  menyebutkan  sejumlah  allah-allah berhala yang palsu.
(Keluaran 12:12; 20:23). Namun pada kesempatan lain hal  itu
bisa  memaksudkan  hanya  satu  allah  palsu, seperti ketika
orang-orang  Filistin  menyebutkan  "Dagon,   allah   mereka
['elo-heh']."   (Hakim   16:23,   24)  Baal  disebut  "allah
['elo-him]"  (1  Raja  18:27)  Selain  itu,   ungkapan   ini
digunakan  untuk  manusia. (Mazmur 82:1, 6) Musa diberi tahu
bahwa dia akan menjadi "Allah ['elo-him']"  bagi  Harun  dan
bagi Firaun.-Keluaran 4:16; 7:1.
 
Jelas, menggunakan gelar-gelar 'elo-him' dan 'elo-heh 'untuk
allah-allah palsu,  dan  bahkan  manusia,  tidak  menyatakan
bahwa  masing-masing adalah allah-allah yang jamak; demikian
juga menerapkan 'elo-him' atau 'elo-heh' pada  Yehuwa  tidak
berarti bahwa Ia lebih dari satu Pribadi, terutama bila kita
mempertimbangkan bukti dari  ayat-ayat  lain  dalam  Alkitab
mengenai pokok ini.

                                 Yesus Ciptaan yang Terpisah
------------------------------------------------------------
 
KETIKA  berada  di  atas bumi, Yesus adalah seorang manusia,
meskipun  manusia   yang   sempurna   karena   Allah   telah
memindahkan  daya kehidupan dari Yesus ke dalam rahim Maria.
(Matius 1: 18-25) Namun  itu  bukan  awal  kehidupannya.  Ia
sendiri  menyatakan  bahwa  ia  "telah  turun  dari  sorga."
(Yohanes 3:13) Jadi  wajarlah  bila  ia  belakangan  berkata
kepada para pengikutnya: "Bagaimanakah, jikalau kamu melihat
Anak Manusia [Yesus] naik ke tempat di  mana  Ia  sebelumnya
berada?"-Yohanes 6:62.
 
Jadi.  Yesus  sudah  hidup  di surga sebelum datang ke bumi.
Tetapi apakah sebagai salah  satu  pribadi  dalam  Keilahian
tiga  serangkai  yang  mahakuasa  dan  kekal?  Tidak, karena
Alkitab  dengan  jelas  menerangkan  bahwa  sebelum  menjadi
manusia, Yesus adalah suatu makhluk roh yang diciptakan sama
seperti malaikat-malaikat adalah  makhluk-makhluk  roh  yang
diciptakan  oleh  Allah.  Para  malaikat  maupun Yesus tidak
hidup sebelum mereka diciptakan.
 
Yesus, sebelum hidup sebagai manusia,  adalah  'yang  sulung
dari  segala  yang  diciptakan.'  (Kolose  1:15)  Ia  adalah
"permulaan dari ciptaan  Allah."  (Wahyu  3:14)  "Permulaan"
[bahasa Yunani, ar-khe'] tidak dapat ditafsirkan bahwa Yesus
adalah 'pemula' dari ciptaan Allah. Dalam tulisan-tulisannya
di  Alkitab,  Yohanes  menggunakan berbagai bentuk dari kata
Yunani ar-khe' lebih dari 20 kali, dan ini selalu  mempunyai
arti  umum  "permulaan."  Ya,  Yesus  diciptakan  oleh Allah
sebagai permulaan  dari  ciptaan-ciptaan  Allah  yang  tidak
kelihatan.
 
Perhatikan  betapa  erat  hubungan antara acuan-acuan kepada
asal   usul   Yesus   dengan   pernyataan-pernyataan    yang
diungkapkan   oleh  "hikmat"  kiasan  dalam  buku  Amsal  di
Alkitab: "TUHAN [Yahweh, NJB] telah menciptakan aku  sebagai
permulaan    pekerjaanNya,    sebagai    perbuatanNya   yang
pertama-tama dahulu kala. Sebelum gunung-gunung tertanam dan
lebih  dahulu dari pada bukit-bukit aku telah lahir; sebelum
Ia membuat bumi dengan padang-padangnya  atau  debu  dataran
yang  pertama  ["unsur-unsur  pertama  dari  dunia,"  NJB]."
(Amsal  8:  12,  22,  25,  26)  Meskipun  istilah   "hikmat"
digunakan   untuk   mempersonifikasi   pribadi   yang  Allah
ciptakan, kebanyakan sarjana  setuju  bahwa  ini  sebenarnya
adalah  kata  kiasan untuk Yesus sebagai makhluk roh sebelum
hidup sebagai manusia.
 
Sebagai "hikmat" sebelum menjadi manusia, Yesus  selanjutnya
berkata  bahwa  ia  berada  "di  sampingNya [Allah], seorang
pekerja ahli." (Amsal 8:  30.  JB)  Selaras  dengan  peranan
sebagai  pekerja  ahli  ini,  Kolose  1:16  (BIS) mengatakan
tentang Yesus bahwa "melalui dialah Allah menciptakan segala
sesuatu di surga dan di atas bumi."
 
Jadi   melalui   pekerja   ahli  inilah,  seolah-olah  mitra
kerja-Nya yang lebih muda, Allah Yang Mahakuasa  menciptakan
semua  perkara lain. Alkitab meringkaskan masalahnya sebagai
berikut: "Bagi kita hanya ada satu Allah saja,  yaitu  Bapa,
yang  dari  padaNya berasal segala sesuatu... dan satu Tuhan
saja, yaitu Yesus Kristus, yang melalui dia, segala  sesuatu
telah   dijadikan."  (Cetak  miring  red.)-1  Korintus  8:6,
Revised Standard Version, edisi Katolik; BIS.
 
Tiada sangsi lagi bahwa kepada  pekerja  ahli  inilah  Allah
berkata: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan
rupa Kita." (Kejadian  1:  26)  Ada  yang  mengatakan  bahwa
"Kita"  dalam  pernyataan  ini menunjukkan suatu Tritunggal.
Namun jika anda mengatakan, 'Baiklah  kita  membuat  sesuatu
untuk  diri  kita,'  tidak  seorang  pun  akan  secara wajar
memahami bahwa ini  menyatakan  beberapa  orang  digabungkan
menjadi  satu  di  dalam  diri  anda. Anda hanya memaksudkan
bahwa dua pribadi atau lebih akan  bersama-sama  mengerjakan
sesuatu.  Maka,  demikian  pula,  ketika  Allah  menggunakan
"Kita," Ia hanya menyapa suatu pribadi lain, makhluk roh-Nya
yang pertama, sang pekerja ahli, pramanusia Yesus.

                                     Dapatkah Allah Dicobai?
------------------------------------------------------------
 
DALAM  Matius  4:1, Yesus dikatakan "dicobai Iblis." Setelah
menunjukkan  kepada  Yesus  semua  kerajaan   dunia   dengan
kemegahannya,"  Setan  berkata:  "Semua  itu  akan kuberikan
kepadaMu, jika Engkau sujud menyembah aku." (Matius 4:8,  9)
Setan berupaya untuk membuat Yesus tidak loyal kepada Allah.
 
Tetapi  ujian  keloyalan  macam apakah itu jika Yesus adalah
Allah? Dapatkah Allah memberontak melawan diri-Nya  sendiri?
Tidak,    tetapi   malaikat-malaikat   dan   manusia   dapat
memberontak melawan Allah dan telah berbuat demikian. Cobaan
atas  Yesus hanya masuk akal jika ia, bukan Allah, melainkan
suatu pribadi yang terpisah yang mempunyai kehendak bebasnya
sendiri,   pribadi  yang  bisa  saja  tidak  loyal  jika  ia
memutuskan demikian, seperti halnya malaikat atau manusia.
 
Sebaliknya, kita tidak dapat membayangkan bahwa Allah  dapat
berdosa   dan   tidak   loyal   kepada   diri-Nya   sendiri.
"PekerjaanNya sempurna...  Allah  yang  setia,...  adil  dan
benar  Dia." (Ulangan 32:4) Jadi jika Yesus adalah Allah, ia
tidak mungkin dicobai.-Yakobus 1:13.
 
Karena bukan Allah, Yesus bisa saja tidak  loyal.  Namun  ia
tetap  setia, dengan mengatakan: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada
tertulis:  Engkau  harus  menyembah  Tuhan   [Yehuwa,   NW],
Allahmu,    dan    hanya    kepada    Dia   sajalah   engkau
berbakti!"-Matius 4:10.

                             Berapa Besar Harga Tebusan Itu?
------------------------------------------------------------
 
SALAH satu alasan utama Yesus datang ke bumi juga  mempunyai
hubungan  langsung  dengan  Tritunggal.  Alkitab menyatakan:
"Allah itu esa dan esa  pula  Dia  yang  menjadi  pengantara
antara  Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus, yang
telah menyerahkan diriNya sebagai tebusan [yang sesuai,  NW]
bagi semua manusia."-1 Timotius 2: 5,6.
 
Yesus,  yang  tidak  lebih dan tidak kurang daripada seorang
manusia  sempurna,  menjadi  tebusan   yang   dengan   tepat
mengganti  rugi  apa  yang telah dihilangkan Adam -hak untuk
hidup sebagai manusia sempurna di bumi.  Jadi  Yesus  dengan
tepat  dapat  disebut  "Adam  yang akhir" oleh rasul Paulus,
yang berkata dalam ikatan kalimat yang sama:  "Sama  seperti
semua  orang  mati  dalam  persekutuan dengan Adam, demikian
pula semua orang akan dihidupkan kembali  dalam  persekutuan
dengan  Kristus."  (1 Korintus 15: 22, 45) Kehidupan manusia
yang sempurna dari Yesus adalah "tebusan yang  sesuai"  yang
dituntut  oleh  keadilan  ilahi-tidak  lebih,  tidak kurang.
Suatu prinsip dasar bahkan dari keadilan manusia ialah bahwa
harga  yang  dibayar  harus  sesuai  dengan  kesalahan  yang
dilakukan.
 
Tetapi, jika Yesus adalah bagian dari suatu Keilahian, harga
tebusan  akan  sangat  jauh  lebih  tinggi daripada apa yang
dituntut oleh  Taurat  Allah  sendiri.  (Keluaran  21:23-25;
Imamat  24:19-21) Yang berdosa di Eden hanya seorang manusia
sempurna,  Adam,  bukan  Allah.  Maka  tebusan   itu,   agar
benar-benar  selaras dengan keadilan Allah, harus tepat sama
nilainya-seorang manusia sempurna, "Adam yang akhir."  Maka,
ketika  Allah mengutus Yesus ke bumi sebagai tebusan itu, Ia
menjadikan  Yesus  sebagai  sesuatu   yang   akan   memenuhi
keadilan,   bukan   suatu  inkarnasi,  bukan  manusia-allah,
melainkan   manusia   sempurna,   "lebih   rendah   daripada
malaikat-malaikat." (Ibrani 2:9; bandingkan Mazmur 8: 6, 7.)
Bagaimana mungkin suatu bagian dari Keilahian yang mahakuasa
-Bapa,  Anak,  atau  roh  kudus-dapat  lebih rendah daripada
malaikat-malaikat?

                 Bagaimana "Satu-Satunya yang Diperanakkan"?
------------------------------------------------------------
 
ALKITAB menyebut Yesus  "Anak  Tunggal"  atau  dalam  bahasa
Inggris,   "only-begotten   Son"  ("Anak  satu-satunya  yang
diperanakkan"). (Yohanes 1:14; 3:16, 18; 1 Yohanes 4:9) Para
penganut Tritunggal mengatakan bahwa karena Allah itu kekal,
maka Anak Allah juga kekal. Namun bagaimana  seseorang  bisa
menjadi anak dan pada waktu yang sama umurnya setua ayahnya?
 
Para  penganut  Tritunggal mengatakan bahwa dalam hal Yesus,
"satu-satunya yang diperanakkan" tidak sama dengan  definisi
kamus  untuk  "memperanakkan" yang adalah "memberi kehidupan
sebagai bapa." (Webster's Ninth New  Collegiate  Dictionary)
Mereka  berkata bahwa dalam hal Yesus ini memaksudkan "sifat
dari  hubungan  tanpa  asal  usul,"  semacam  hubungan  anak
tunggal  tetapi  tanpa  ia  diperanakkan. (Vine's Expository
Dictionary of Old  and  New  Testament  Words,  karya  Vine)
Apakah  hal  itu  kedengaran  masuk akal bagi anda? Dapatkah
seorang pria menjadi ayah seorang anak  tanpa  memperanakkan
dia?
 
Selain  itu,  mengapa  Alkitab  menggunakan kata Yunani yang
sama untuk "satu-satunya yang diperanakkan" (seperti  diakui
oleh  Vine  tanpa  penjelasan  apapun)  untuk  menggambarkan
hubungan antara Ishak dengan Abraham? Ibrani 11:17  menyebut
Ishak  sebagai  "anaknya [Abraham] yang tunggal," atau dalam
bahasa Inggris "anak satu-satunya yang diperanakkan."  Tidak
mungkin  ada keraguan bahwa dalam hal Ishak, ia satu-satunya
yang diperanakkan dalam arti yang normal, tidak  sama  dalam
umur atau kedudukkan dengan ayahnya.
 
Kata   dasar   bahasa   Yunani   untuk   "satu-satunya  yang
diperanakkan" yang digunakan untuk  Yesus  dan  Ishak  ialah
monogenes',  dari  mo'nos,  yang berarti "satu-satunya," dan
gi'no-mai, sebuah akar  kata  yang  berarti  "menghasilkan,"
"menjadi  (menjadi  ada),"  kata Exhaustive Concordance oleh
Strong.    Maka,    monogenes'    didefinisikan     sebagai:
"Satu-satunya    yang    dilahirkan,    satu-satunya    yang
diperanakkan,  artinya  satu-satunya  anak."-A   Greek   and
English Lexicon of the New Testament, oleh E. Robinson.
 
Theological   Dictionary   of  the  New  Testament,,  dengan
penyunting Gerhard  Kittel,  berkata:  "[Monogenes]  berarti
'keturunan satu-satunya' yaitu, tanpa saudara laki-laki atau
perempuan." Buku ini juga  menyatakan  bahwa  dalam  Yohanes
1:18;  3:  16,  18; dan 1 Yohanes 4:9, "hubungan Yesus tidak
hanya disamakan dengan hubungan seorang  anak  tunggal  atau
satu-satunya anak dengan ayahnya. Ini memang hubungan antara
anak satu-satunya yang diperanakkan oleh sang Bapa."
 
Jadi, kehidupan Yesus, Anak satu-satunya yang  diperanakkan,
mempunyai  permulaan.  Dan Allah Yang Mahakuasa dengan tepat
dapat disebut Yang Memperanakkan dia,  atau  Bapa-Nya  dalam
arti yang sama seperti seorang ayah jasmani di bumi, seperti
Abraham, memperanakkan seorang anak.  (Ibrani  11:17)  Maka,
bila  Alkitab  menyebut Allah sebagai "Bapa" dari Yesus, ini
memaksudkan tepat seperti yang  dikatakannya  -bahwa  mereka
adalah  dua  pribadi yang terpisah. Allah yang senior. Yesus
yang yunior -dalam hal waktu atau  umur,  kedudukan,  kuasa,
dan pengetahuan.
 
Bila    seseorang   mempertimbangkan   bahwa   Yesus   bukan
satu-satunya makhluk roh,  anak  Allah  yang  diciptakan  di
surga,  halnya  menjadi jelas mengapa istilah "Anak Tunggal"
atau "Anak satu-satunya yang diperanakkan"  digunakan  dalam
hal  Yesus.  Tidak terhitung banyaknya makhluk roh lain yang
diciptakan,  malaikat-malaikat,  juga   disebut   "anak-anak
Allah,"  dalam  arti  yang  sama seperti halnya Adam, karena
daya kehidupan mereka  berasal  dari  Allah  Yehuwa,  Sumber
Kehidupan.  (Ayub  38:7;  Mazmur  36:10;  Lukas  3:38) Namun
mereka semua diciptakan melalui "Anak Tunggal," yang  adalah
pribadi   satu-satunya   yang   langsung  diperanakkan  oleh
Allah.-Kolose 1 :15-17.

                                Apakah Yesus Dianggap Allah?
------------------------------------------------------------
 
MESKIPUN Yesus sering  disebut  Anak  Allah  dalam  Alkitab,
tidak  seorang  pun  pada abad pertama pernah menganggap dia
sebagai Allah Anak. Bahkan hantu-hantu, yang 'percaya  bahwa
hanya  ada satu Allah,' mengetahui dari pengalaman mereka di
alam roh bahwa Yesus bukan Allah. Maka, dengan tepat  mereka
menyapa  Yesus  sebagai "Anak Allah" yang terpisah. (Yakobus
2:19: Matius 8:29) Dan ketika Yesus mati, para prajurit Roma
yang  kafir  itu  yang sedang berjaga cukup mengetahui untuk
dapat mengatakan bahwa apa  yang  mereka  dengar  dari  para
pengikut  Yesus pasti benar, bukan bahwa Yesus adalah Allah,
melainkan bahwa "sungguh, ia ini adalah Anak  Allah."-Matius
27: 54.
 
Maka,  ungkapan  "Anak  Allah" menunjuk kepada Yesus sebagai
makhluk yang terpisah  dan  diciptakan,  bukan  bagian  dari
Tritunggal.  Sebagai  Anak  Allah,  ia  tidak  mungkin Allah
sendiri, karena Yohanes 1:18 berkata: "Tidak seorangpun yang
pernah melihat Allah."
 
Murid-murid  memandang  Yesus  sebagai  'pengantara yang esa
antara Allah dan manusia,' bukan sebagai Allah  sendiri.  (1
Timotius  2:5)  Karena  menurut  definisi seorang pengantara
adalah seorang yang terpisah dari  mereka  yang  membutuhkan
pengantara,   suatu   kontradiksi  jika  Yesus  adalah  satu
kesatuan dengan salah satu pihak yang ia  coba  perdamaikan.
Itu berarti ia pura-pura menjadi pengantara, padahal bukan.
 
Alkitab memang jelas dan konsisten berkenaan hubungan antara
Allah dengan Yesus. Allah Yehuwa  saja  Yang  Mahakuasa.  Ia
secara  langsung  menciptakan  pramanusia Yesus. Jadi, Yesus
mempunyai permulaan dan tidak  pernah  dapat  setara  dengan
Allah dalam kuasa atau kekekalan.
 
------------------------------------------------------------
HARUSKAH ANDA PERCAYA KEPADA TRITUNGGAL?

2 komentar:

  1. Saya senang dengan pembahasan anda tentang Kristen dari kaca mata Islam. Saya juga mengundang saudara untuk melihat pandangan Kristen tentang Islam, dengan konteks yang sama yaitu saling mempelajari dengan kesopan santunan dan akal budi tentunya :) Silahkan buka www.isadanislam.com

    BalasHapus
  2. ATAS :

    orang yg percaya dgn kebenaran seluruh isi Al Qur'an & Hadist tidak ada yg mempertuhankan Yesus, tetapi banyak orang yg meyakini kebenaran alkitab dan meyakini sbg pengikut Yesus malah menolak penuhanan Yesus, apakah bro gak tahu?

    Al Qur'an pun sangat jelas dan tegas membantah penuhanan Nabi Isa,

    Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah itu ialah Al Masih putera Maryam". Katakanlah: "Maka siapakah (gerangan) yang dapat menghalang-halangi kehendak Allah, jika Dia hendak membinasakan Al Masih putera Maryam itu beserta ibunya dan seluruh orang-orang yang berada di bumi kesemuanya?". Kepunyaan Allahlah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya; Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS Al-Ma'idah: 17)

    Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah ialah Al Masih putera Maryam", padahal Al Masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu". Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun. (QS Al-Ma'idah: 72)

    bro diatas : apakah pernah situs yg bro tulis itu menulis ayat QS Al-Ma'idah 17 & 72 ?

    salam bro :)

    BalasHapus