Minggu, 11 Maret 2012

MENGAPA HARUS MENGHADAP KA'BAH.

Mungkin selama ini kita selalu bertanya setiap kali kita melakukan ibadah sekaligus rukun Islam nomor dua yaitu shalat kita selalu menghadap kiblat, atau dalam hal ini Ka'bah. Nah mengapakah sebenarnya harus menghadap Ka'bah?
Hal ini sebenarnya merupakan sejarah yang paling tua di dunia. Bahkan jauh sebelum manusia diciptakan di bumi, Allah swt telah mengutus para malaikat turun ke bumi dan membangun rumah pertama tempat ibadah manusia. Ini sudah dituturukan dalam Al-Quran: Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekkah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia . (QS. Ali Imran : 96).
Konon di zaman Nabi Nuh as, ka’bah ini pernah tenggelam dan runtuh bangunannya hingga datang masa Nabi Ibrahim as bersama anak dan istrinya ke lembah gersang tanpa air yang ternyata disitulah pondasi Ka’bah dan bangunannya pernah berdiri. Lalu Allah swt memerintahkan keduanya untuk mendirikan kembali ka’bah di atas bekas pondasinya dahulu. Dan dijadikan Ka’bah itu sebagai tempat ibadah bapak tiga agama dunia. Dan ketika Kami menjadikan rumah itu (ka’bah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. Dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: "Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, yang i'tikaf, yang ruku' dan yang sujud". (QS. ). Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh, (QS. Al-Hajj : 27).
Di masa Nabi Muhammad, awalnya perintah shalat itu ke baitul Maqdis di Palestina. Namun Rasulullah saw berusaha untuk tetap shalat menghadap ke Ka’bah. Caranya adalah dengan mengambil posisi di sebelah selatan Ka’bah. Dengan mengahadap ke utara, maka selain menghadap Baitul Maqdis di Palestina, beliau juga tetap menghadap Ka’bah.
Namun ketika beliau dan para shahabat hijrah ke Madinah, maka menghadap ke dua tempat yang berlawanan arah menjadi mustahil. Dan Rasulullah saw sering menengadahkan wajahnya ke langit berharap turunnya wahyu untuk menghadapkan shalat ke Ka’bah. Hingga turunlah ayat berikut :
Sungguh Kami melihat mukamu menengadah ke langit , maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang yang diberi Al Kitab memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan. (QS. Al-Baqarah : 144).
Jadi di dalam urusan menghadap Ka’bah, umat Islam punya latar belakang sejarah yang panjang.  Ka’bah merupakan bangunan yang pertama kali didirikan di atas bumi untuk dijadikan tempat ibadah manusia pertama. Dan Allah swt telah menetapkan bahwa shalatnya seorang muslim harus menghadap ke Ka’bah sebagai bagian dari aturan baku dalam shalat.

1 komentar:

  1. Rasakan Ka’bah adalah symbol atau isyarat jasad manusia. Sesuai dengan perintah Alloh kepada malaikat untuk sujud kepada Adam.Sujud artinya mencium(sayang dan cinta) bukan menyembah, makanya yang terdekat dengan ka’bah mereka thawaf sambil memberi sapaan memuliakan(memuliakan jasadnya sendiri bersama Alloh memuliakan manusia).dan yang paling dekat lagi mencium hajar aswat dan dinding ka’bah (tidak sujud), sedangkan yang jauh mencium tanah dengan menghadap ka’bah. Sujud wujud dari cinta dan sayang Alloh kepada manusia, makanya malaikat pasti bersama orang yang sholat.Yang tidak mau sujud berarti tidak mau Alloh mencintainya dan tidak mau malaikat semua mencium jasadnya sesuai perintah Alloh kepada malaikat dari saat Adam diciptakan. Jadi Alloh memang tidak pernah mendzalimi manusia tapi manusia sendiri yang dzalim pada dirinya sendiri dengan tidak mau sujud (Alloh ijinkan orang tidak mau sujud seperti Alloh ijinkan Iblis berbuat yang diinginkan).
    Kalau berhala pasti dijaga dan tidak boleh disentuh sembarang orang apalagi dicium yang bisa jadi menempelnya keringat bahkan darah.Disinilah bedanya islam dengan selain islam, manusia semua islam fitrahnya dari perintah sholat, tapi ucapan dan perilakunya yang membuat manusia disebut munafik.
    Perintah sholat sebenarnya setiap waktu wajib sholat tapi Rosul dan Alloh tahu ummat manusia tidak akan mampu karena sifat dunia, jadi dijadikan 5 waktu sesuai perubahan waktu.
    Jadi sudah jelas sholat jauh dari perkataan menyembah berhala.
    Manusia yang mau merasakan dan mengakui jasadnya adalah ka’bah itu sendiri, disekeliling dia jadi tanah haram juga yang Alloh lindungi. Seperti Alloh melindungi Ka’bah dan tanah haram.

    menyembah artinya patuh perintah Alloh

    moch.sulton

    BalasHapus